Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kalam-Mu Tanpa Batas Bahasa

24 Oktober 2021   00:47 Diperbarui: 24 Oktober 2021   01:03 210 2
Wahai
ku rajut syukur di urat hikmah
sebab masa demi masa Kau izinkanku
mengenal warna-warni dahayu ciptaan-Mu
lewat samar getar-getar tarian bibir pengeja kalam
pun luwesnya isyarat jemari sang guru

Ilahi, tlah pantaskah aku bersyukur
sebab lalai kian langka
tunak rapalkan doa tegakkan shalat
agar berkah tiap langkah
ramu usaha wujudkan cita mulia

Wahai
ku yakin Kau hisab tutur arif bunda:
doa tak kenal batas bahasa dan ingin.
maka tak sekali pun luput kupanjatkan:
inginku lebih dekat dengan-Mu
lewat lantunkan elok aksara kalam suci-Mu

Sungguh
kuingin bak insan yang tak pekak
dari sepotong huruf Wahyu-Mu mereka berburu
rengkuh kebaikan berbalas sepuluh kali lipat

Ah, norak
meski ku banyak kenal warna sempena
tak banyak bisa jadi bekal untuk kubawa
kelak tika melawat pulang temui Kau
kusadar abdi pada-Mu tak lengkap
tanpa fasih mengeja
untai huruf demi huruf
pun untai kata demi kata
hingga kalimat demi kalimat
pada aksara-Mu yang asing

Wahai
tak jenuhkah Kau amati
berulang kuamati bahasa asing itu
begitu indah terukir di Kitab suci
kutulis ulang kadang kupahami arti
sebatas yang kumampu
ingatku ayah berpesan:
tak apa tak tepat ucap
asal kuat tekad selami makna

Wahai
yakinanku Firman-Mu hadir tanpa batas bahasa
oh doa itu Kau wujudkan
ada jalan Amakasa merentang,
menanti diri istiqamah
gaungkan membaca Quran
lewat langkah isyarat spesial

Kini, kian terdengar kugenapkan bekal,
luweskan bibir eja Al-Furqon.


Gresik, 24 Oktober 2021.


Puisi ini merupakan edisi terbaru dari puisi yang saya tulis pada 31 Mei 2021. Saat itu, saya tulis khusus untuk seorang tunarungu hebat yang sedang mengenal metode Amakasa: cara membaca al-Quran yang baru bagi tunarungu di Gresik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun