Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Wanita Bersandar Petaruh

26 Agustus 2022   22:37 Diperbarui: 26 Agustus 2022   22:38 74 7



Wanita-wanita bagak menari berperisau kefasikan, tertawa lantang mencoreng ketetapan berparang tajamnya pasai

Laju jalanku terhenti, pun dipertunjukkan wanita-wanita tua membenamkan dirinya seraya memikul borok kenistaan penuh kemurkaan

Setapak demi setapak kembali berjalan, di persimpangan ujung desa kecil wanita-wanitanya berdaulat mengutuki diri pada tin-tingan bilangan

Segerombolan wanita-wanita pembawa kayu bakar terseret bersolek api, bersorak-sorai berkacak mengincit wejangan pada pijakan

Jejak-jejak langkahku meniada terhapuskan derasnya hujan, tertutup ampak terasing dan terpecah menutupi kebisuan semesta

Sejenak berteduh, wanita-wanita hijau nampak memikul potret gelap berlari menepuk dada penuh kemungkaran bersajak bait-bait umpatan memecah keramaian

Kembali perjalananku dipertemukan sekawanan wanita-wanita sial, semua menderma sesalan meminang pembebasan dari kealpaan wasangka

Terdengar merdu fonetik berganti-gantian dari kejauhan mengulik hati yang mati suri, samar-samar wanita-wanita bersorban menyapa jalanku mendekap setandan anutan

Nampak dua bocah menapaki reng-rengan tangga menjerat rembulan setengah, privilese berserah mematahkan kenahasan petuah

Terlihat senyum menggaris tipis dari wanita-wanita suargaloka, petuah lama menghikayat peruntungan pada ketentuan lafadz, " ."


Surabaya, 12 Maret 2022
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun