Tahu-tahu tangan kita sudah saling bergandeng erat. Menyusuri pematang sawah bertanah liat. Entah siapa yang memulai, nyatanya tak ada tanda-tanda untuk salig melepas genggaman yang spontan ini. Mungkin kita saling menikmati, saling menyamankan. Bukan saja genggamannya, tapi pula suasananya yang syahdu. Sementara kaki kita melangkah pelan, menikmati petak demi petak dengan kecambah yang menghijau. Sementara kabut tipis dan embun seolah dikirimkan Tuhan untuk menyejuk-pandangkan batinku dan mungkin batinmu. Sungguh, suasana yang sempurna.
KEMBALI KE ARTIKEL