Sejujurnya tulisan ini sudah dari beberapa waktu lalu ingin saya buat. Kalau ndak salah ingat tepatnya pada 19 April yang lalu, atau bertepatan dengan putaran kedua Pilkada DKI atau lebih tepat lagi setelah hasil hitung cepat (atau yang bahasa kerennya disebut
quick count) diumumkan. Waktu itu seluruh lembaga
quick count resmi yang ditampilkan di layar televisi menampilkan hasil yang nyaris seragam, yakni keunggulan 15 - 17% bagi pasangan Anies - Sandi. Suatu hasil yang tentunya sangat tidak mengenakkan bagi pasangan Ahok - Djarot. Hasil yang juga membuat posko pemenangan Ahok-Djarot menjadi sunyi senyap seketika karena nonton bareng
quick count-pun jadi batal digelar. Spanduk besar bertuliskan tagar meyakinkan #Ba2ukiDjarotMenang hanya menjadi saksi bisu ungkapan pengakuan kekalahan Ahok - Djarot dalam Pilkada DKI.
KEMBALI KE ARTIKEL