Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sekali Saja

16 November 2019   18:44 Diperbarui: 22 November 2019   08:13 13 0
Kala masih terbaring lemahAku hanya mampu menatapTapi tak mampu terucap
Sembab dengan kesadaran yang nyata
Bahwa diriku terbuang sia-sia

Kala masih sebagai anak tanpa dosa
Batin masih terasa kejadian itu
Kau pergi tanpa sepengetahuanku
Kau tawarkan duri dan berikan derita
Di rumah kecil kita itu

Kini berlindung pada kesepian
Menjerit keras menanti sebuah harapan
Rumah yang sudah tidak di rindukan lagi
Biarkan saja pergi

Rindu mencoba merayu
Berharap bertemu walau hanya sekali saja
Sosok yang semestinya menjadi penguat
Dalam rumah kayu itu

Lihatlah disana ayahku
Anak gembala dan pemulung
Berangkat dan pergi ke rumah
Senyum indah terlihat penghilang dahaga

Aku tersipu melihatnya
Mampukah aku sepertinya
Izinkan sekali saja
Melihat sosok yang seharusnya ku panggil ayah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun