Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Artikel Utama

Pembuatan Paspor: Makin Murah & Makin Mudah

27 April 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 21239 3

Ketika mendengar kata Kantor Imigrasi, barangkali tak sedikit dari kita yang mengkonotasikannya dengan ‘sarang koruptor’. Kantor Imigrasi memiliki citra yang sedemikian buruk. Bukan tanpa alasan, praktek calo, pungli, suap, dan sejenisnya memang marak di instansi tersebut selama bertahun-tahun.

Bagi saya, cerita mengenai bobroknya instansi ini sudah saya dengar sedari kecil, sejak awal tahun 90-an, dari percakapan orangtua saya, terutama curhat Ibu kepada Bapak (yang langsung beralih bahasa menjadi bahasa Inggris campur krama alus ketika saya ikut-ikut nimbrung dan terlalu banyak bertanya). Bekerja di kantor asing membuat Ibu saya, mau tak mau, harus mengakrabkan diri dengan instansi suram ini demi kemudahan paspor, visa KITAS, KITAP, dan ijin kerja para karyawan asingnya. Setiap berkunjung, Ibu atau stafnya harus berbekal amplop-amplop (yang tak mungkin kosong) untuk diberikan kepada para pegawai yang membantu pengurusan surat-surat ijin. Itu baru untuk pegawainya, untuk para pejabatnya lain lagi. Selain membawa bingkisan, ada prosedur tak tertulis untuk mengambil dokumen yang sudah jadi. Modusnya dengan membawa 2 stopmap serupa: yang di atas kosong, sementara stopmap di bawahnya berisi amplop tebal (ini juga tak mungkin berisi daun). Kedua stopmap  diserahkan kepada petugas. Tak lama kemudian, satu stopmap dikembalikan dengan isi dokumen-dokumen yang sudah jadi. Stopmap yang di bawah? Tentu saja ditinggal..

Tapi itu hanya satu cerita kelam dari masa lalu. Kantor Imigrasi kini sudah banyak berubah, dan itu tak hanya ditunjukkan dengan bangunannya yang makin bagus. Saya di sini ingin berbagi mengenai pengalaman membuat paspor.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun