Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Teori attachment yang dikemukakan oleh mary ainsworth dan john bowlby

18 Januari 2025   21:03 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:53 12 0
         Teori Attachment menurut Mary Ainsworth & John Bowlby

Teori attachment atau keterikatan adalah salah satu teori psikologi perkembangan yang paling berpengaruh dalam memahami hubungan emosional antara individu, khususnya antara anak dan pengasuhnya. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth. Mereka menekankan pentingnya keterikatan emosional dalam membentuk perkembangan sosial dan emosional anak.

1. Pengertian Teori Attachment

Attachment mengacu pada ikatan emosional yang kuat antara individu, yang berfungsi untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan. Bowlby mendefinisikan keterikatan sebagai "hubungan yang bertahan lama antara manusia yang memberikan perlindungan dan dukungan, terutama dalam situasi yang menimbulkan stres." Hubungan ini dianggap penting untuk perkembangan psikologis dan sosial yang sehat.

Ainsworth, melalui penelitian empirisnya, memperluas konsep ini dengan mengidentifikasi pola-pola keterikatan yang berbeda dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak.

2. Kontribusi John Bowlby

a. Teori Dasar Bowlby

Bowlby percaya bahwa keterikatan memiliki dasar evolusioner. Ia berargumen bahwa keterikatan antara anak dan pengasuh adalah mekanisme adaptif yang meningkatkan peluang bertahan hidup. Anak-anak yang terikat secara emosional dengan pengasuh mereka lebih cenderung mendapatkan perlindungan dari bahaya dan memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Bowlby menyusun konsep utama dari teori keterikatan sebagai berikut:

Pentingnya Kedekatan: Anak memiliki dorongan bawaan untuk mencari kedekatan dengan pengasuh, terutama saat merasa takut atau tidak aman.

Periode Kritis: Bowlby berpendapat bahwa ada periode kritis dalam perkembangan anak (usia 0-5 tahun) di mana keterikatan dengan pengasuh harus terbentuk untuk memastikan perkembangan yang sehat.
Model Kerja Internal: Bowlby mengemukakan bahwa pengalaman awal anak dengan pengasuh membentuk "model kerja internal," yaitu pola mental yang menjadi dasar bagaimana individu memandang diri mereka sendiri, orang lain, dan hubungan di masa depan.

b. Fase Keterikatan Menurut Bowlby

Bowlby menggambarkan empat tahap perkembangan keterikatan:

Pre-attachment (0-6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku yang mendorong kedekatan, seperti menangis atau tersenyum, tetapi belum menunjukkan preferensi terhadap pengasuh tertentu.

Attachment in the Making (6 minggu-6 bulan): Bayi mulai menunjukkan preferensi terhadap pengasuh tertentu dan merasa nyaman di dekat mereka.

Clear-cut Attachment (6 bulan-2 tahun): Bayi menunjukkan keterikatan yang jelas dan sering mengalami kecemasan perpisahan ketika pengasuh tidak ada.

Formation of Reciprocal Relationships (2 tahun ke atas): Anak mulai memahami bahwa pengasuh memiliki jadwal sendiri, sehingga kecemasan perpisahan berkurang.

3. Kontribusi Mary Ainsworth

a. Studi "Strange Situation"

Mary Ainsworth memperluas teori Bowlby melalui penelitian empirisnya yang dikenal sebagai Strange Situation. Dalam eksperimen ini, anak-anak usia 12-18 bulan diamati dalam situasi yang melibatkan perpisahan dan reuni dengan pengasuh mereka. Berdasarkan respons anak terhadap situasi ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola keterikatan utama:

Attachment Aman (Secure Attachment)
Anak merasa nyaman menjelajahi lingkungan ketika pengasuh hadir.

Anak menunjukkan kecemasan saat pengasuh pergi tetapi merasa tenang saat pengasuh kembali.

Pola ini berkembang ketika pengasuh responsif dan peka terhadap kebutuhan anak.

Attachment Cemas-Ambivalen (Anxious-Ambivalent Attachment)

Anak menunjukkan kecemasan ekstrem ketika pengasuh pergi.

Saat pengasuh kembali, anak tampak sulit untuk tenang, sering menunjukkan ambivalensi (misalnya, ingin dekat tetapi juga menolak pengasuh).

Pola ini berkembang ketika pengasuh tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

Attachment Cemas-Hindar (Avoidant Attachment)

Anak tampak tidak peduli terhadap kehadiran atau kepergian pengasuh.

Anak cenderung menghindari pengasuh saat kembali.

Pola ini berkembang ketika pengasuh kurang responsif atau cenderung mengabaikan anak.

b. Attachment Disorganisasi (Disorganized Attachment)

Kategori keempat ini kemudian ditambahkan untuk menggambarkan anak-anak yang menunjukkan perilaku campuran atau bingung terhadap pengasuh. Pola ini sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami pengabaian atau kekerasan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Attachment

Beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan keterikatan antara anak dan pengasuh meliputi:

Responsivitas Pengasuh: Keterikatan aman lebih mungkin terbentuk ketika pengasuh responsif terhadap kebutuhan emosional dan fisik anak.

Kehadiran Konsisten: Kehadiran pengasuh yang stabil membantu anak merasa aman.

Temperamen Anak: Karakteristik bawaan anak, seperti tingkat keaktifan atau kemampuan menenangkan diri, juga memengaruhi pola keterikatan.

Lingkungan Sosial: Stres keluarga, dukungan sosial, dan kondisi ekonomi dapat memengaruhi kualitas keterikatan.

5. Pentingnya Attachment dalam Kehidupan

Keterikatan memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan individu, termasuk:

Hubungan Interpersonal: Pola keterikatan awal memengaruhi cara individu membentuk dan menjaga hubungan di masa dewasa.
Kesehatan Mental: Keterikatan yang aman dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah, rasa percaya diri yang lebih tinggi, dan risiko lebih rendah untuk mengalami gangguan mental.

Perilaku Prososial: Anak-anak dengan keterikatan aman cenderung lebih empatik dan memiliki kemampuan sosial yang lebih baik.

6. Aplikasi Teori Attachment

Teori attachment telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk:

Pendidikan: Guru dapat menggunakan teori ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

Pengasuhan Anak: Orang tua dapat belajar tentang pentingnya responsivitas dan konsistensi dalam pengasuhan.

Psikologi Klinis: Terapi berbasis attachment membantu individu yang memiliki masalah dalam hubungan interpersonal akibat keterikatan yang tidak aman di masa kecil.

7. Kritik terhadap Teori Attachment

Meskipun teori attachment sangat berpengaruh, beberapa kritik telah diajukan, antara lain:

Penekanan yang berlebihan pada peran ibu sebagai pengasuh utama.

Kurangnya perhatian terhadap faktor budaya yang dapat memengaruhi pola keterikatan.

Kompleksitas hubungan manusia yang tidak selalu dapat dijelaskan sepenuhnya oleh teori ini.

Kesimpulan

Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya hubungan emosional dalam perkembangan manusia. Dengan memahami pola-pola keterikatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan sosial yang sehat. Teori ini tetap relevan dalam berbagai konteks, dari pengasuhan hingga pendidikan dan terapi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun