Akhirnya apa yang kutakutkan terjadi juga..
Anak ragilku musti survive sendiri disana karena aku tidak mungkin kesana saat ini..
Agak tentram hati ini karena disana ada teman-teman baikku yang bisa kumintai tolong.
Mamaknya galau sampe nelen makanan aja susah.
Maunya di kamar aja..
Hari-hari ini membuat aku kesulitan melakukan meditasi hening karena suara sekelilingku yang hingar bingar tentang Corona, ketakutan-ketakutan, kecemasan, kekhawatiran akan masa depan, panik melihat korban yg berjatuhan dan jengkel juga lihat manusia-manusia Indonesia yang tidak paham keseriusan situasi..