(catatan kecil perjalanan diantara tahun 2002-2010 )
Oleh Ridho Saiful Ashadi
saya ingat waktu itu tahun 2000 sampah tumpah ruah di kota surabaya. karena aksi warga menutup LPA keputih. dan tahun depannya terjadi pergantian walikota. kasus sampah itu hanya salah satu dari sekian tantangan kepemimpinan kota sebesar surabaya. selain lalu lintas, penataan ruang, fasilitas umum, akses dasar hak-hak warga negara.dan problem merata jalannya semua pemerintahan adalah tumpang tindih koordinasi lintas sektor dalam SKPD dan birokrasi. yang cenderung lamban dan kurang sigap dalam menghadapi perubahan situasi paska reformasi.
waktu itu, ketika Kota Surabaya dipimpin Kader PDI Perjuangan periode (2002-2005) s/d 2005-2010. yang awalnya di pimpin walikota sunarto sumoprawiro berpasangan dengan Bambang DH. lalu pada tahun kedua Walikota Sunarto terkena Impeachment, karena dianggap mangkir. setelah ketahuan selama 3 bulan berturut-turut tidak ngantor dikarenakan sakit dan dianggap tidak mampu meneruskan kepemimpinan. sehingga mengganggu kelangsungan jalannya pemerintahan kota. maka di lakukanlah proses politik yang mengantarkan Wakilnya menggantikannya.
tantangan awal ini tidaklah mudah. tapi sejak terpillihnya BDH sebagai walikota pengganti lalu dilakukanlah reformasi birokrasi. kemudian penataan infrastruktur. karena menurut dokumen perencanaan ruang dan wilayah surabaya sebagai kota industri dan perdagangan.di susun rencana strategis pembangunan. baik dalam kerangka RPJP (rencana pembangunan jangka panjang). yang di kemudian di ikuti dengan pembuatan Renstrada (rencana strategis daerah) kemudian kebijakan RTRW (rencana tata ruang wilayah), serta disusunlah dalam RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah Daerah). yang tentunya disanalah menjadi panduan Kota Surabaya ini hendak berjalan kearah mana.
mulailah secara besar-besaran sumber daya dikerahkan. mulai dari adanya surabaya sebagai langganan banjir. maka saluran dibenahi, taman di benahi, pomb bensin di jalur hijau di sikat sama walikota yg sebelum walikota super ini. juga mulai di gagas pembenahan saluran dengan proyek box culvert, serta menambah jumlah pompa untuk me3ngurangi lamanya genangan air di jalan2 kota. kemudian bisa bangun GBT (gelora bung Tomo), lalu rumah sakit BDH.
Sekolah untuk tingkat dasar di gratiskan dan JAMKESDA (jaminan kesehatan daerah, kuota non kuota) bisa di wujudkan. tahun 2004 dimulai gagasan mengubah Lapangan Taman Bungkul menjadi lebih keren dengan sokongan dana multi pihak. setahu saya ada telkom dgn pendekatan CSRnya dan pihak yang lain disana. termasuk para keterlibatan para Arsitek Muda yang merancang lanscape TAMAN BUNGKUL.
Kemudian untuk menekan pengadaan proyek, juga diadakan sistem tender Online disahkan (E Procurement) di jaman walikota terpilih lagi yang tahun 2005 maju lagi tuk periode 2010. di tahun kedua inilah walikota BDH menjabat dan banyak bikin terobosan tuk surabaya lebih baik. mulai memberikan prioritas dengan melakukan transformasi, transprasansi, akuntabilitas pengelololaan keuadangan daerah. imbasnya para pegawai yang berusia muda dan petensial di berikan kesempatan promosi memimpin di birokrasi.
nah paska 2010 ini lansekap penataan ruang kota surabaya justru masih pakai hasil tahun 2005-2015. dan RPJMnya Kota sebesar surabaya kuq bisa yaa belum dibikin yang baru...?? hummmmmmmmm
buah perubahan sistemik itu lahir melalui keterlibatan multi pihak. bahwa ada kepemimpinan disana dan ada yang siap di pimpin tentunya. kerja team memang tetap kerja tim. tapi kelugasan, kemampuan komunikasi politik dalam menata kota punya peran besar di dalamnya. bagaimana tidak, untuk memastikan program infrastruktur itu bisa jalan, jaminan kesejatan & pendidikan, perbaikan Taman dan Saluran, penyediaan fasilitas umum. tanpa kerja sinergis dengan lembaga Legislatif juga sepertinya tidak mungkin.
pun yang tidak patut dilupakan adalah dukungan para warga di kampung-kampung, yang begitu bersemangat ikut berpartisipasi dalam gagasan GO GREEN. dengan membuat cipta lingkungan bersih dan sehat. menumbuhkan sektor UKM, melibatkan diri dalam proses2 musrenbang kelurahan. dan adanya kontrol dari masayarakat kritis yang di wakili pihak media, kampus/perguruan tinggi, aktifis, mahasiswa, penyimak suara media dan interaksi on air maupun off air. semuanya memiliki bagian yang saling kait mengait.
Sekarang. memasuki tahun ini 2014 yang masih berlangsung mau 3 bulan, dari kepemimpinan keterpilihan sejak tahun 2010 (risma-bambang). tentunya patut disimak apa saja yang akan berubah. baik berubah yang meningkat, tumbuh, berkembang dan bagian mana saja yang stagnan. apalagi jika kemudian justru ada yang menurun. entah pada sektor serapan anggaran, jumlah angka kemiskinan dan pengangguran. pelayanan hak-hak dasar warga negara. maupun yang lainnya. tentunya semua bisa di potret dalam kerangka visi misi pada saat maju dulu dan bagaimana prakteknya hingga kepemimpinan berakhir di batas waktu yang ditentukan.
tapi pemimpin memang sudah selayaknya ketika berbuat baik, tetap di apresiasi. dan ketika ada ketidaktepatan yang mengundang kritik, sedianya membuka hati dan ruang untuk berdialog yang berkualitas dengan lintas lembaga/institusi. apalagi jika yang meminta berdialog adalah warganya.
tantangannya kini tentu lebih dari tahun-tahun sebelumnya, karena situasi sosial di tiap jaman memiliki dinamika dan tantangan yang berbeda-beda. selamat mengarungi dinamika wahai Kota tercinta Surabaya.
#salam Dunia CERAH
selamat siang Surabaya