Bicara soal konsistensi keberpihakan pada orang kecil publik tak perlu meragukan ketetapan hatinya. Ia vocal membela dan memperjuangkan nasib hidup jelata Ngada.
(Baca; mama/papa lele). la menangis karena merasakan jeritan kaum nya? Saya pastikan iya. Saat ratapan kaum Iemah dibeberapa Iaksa peristiwa, ia hadir ditengah mereka.
Bicara mencari dan menemukan Pemimpin, pastikan bahwa yang bersangkutan punya kepedulian terhadap mereka yang Iemah. Tidak laku dan tidak pakai di Ngada "pemimpin elitis' sebab backround Ngada sebagai daerah miskin.
Pemimpin harus berani menyentuh bau keringat rakyatnya (baca; dekat dan peduli dengan nasib dengan orang kecil).
Bagi saya, Pemimpin yang tidak memprioritaskan nasib orang kecil bahkan menjadi masa bodoh dengan nasib mereka yang terpinggirkan; ia gagal dalam kepemimpinanya. Orang keciL menjadi tolok ukur. Ngada tidak ter|a|u membutuhkan orang pintar dan elitis apalagi nyaman dengan zona nya.
Salam dari Jalur Independent. Salam paket DO'A. Saatnya dan sudah waktunya Ngada di taat oleh perempuan berhati ibu. Dari catatan perjalanan Rajawali Ngada "bangkitlah Kaun wanita Ngada".