Mentari belum bangkit dari peraduan-nya, ayam-ayam jago masih tertidur pulas di kandang, begitupun dengan mereka, keluarga-keluarga kecil penghuni terminal Depok yang masih terlelap di bawah atap ruko tempat berdagang-nya. Entah itu tepatnya pada hari apa, sekitar pukul 3 pagi mereka semua terbangun. Bangun bukan untuk santap sahur, tetapi untuk melihat sebuah dunia yang tampaknya lebih jujur. Ratusan Pasukan Pengayom masyarakat berseragam lengkap dengan segala macam atributnya hilir mudik sana sini. Langkah kaki menginjak tanah membuat debu berterbangan tak tentu arah. ditambah dengan suara buldozer yang makin lama makin kencang, memecah keheningan di sepertiga malam itu. Pagi itu mereka digusur! Terusir secara rapih dan terorganisir. Jalan di sekitar terminal sengaja di tutup untuk memudahkan proses perapihan ini. Tidak ada perlawanan berarti. selain karena jumlah yang memang tak sebanding tetapi lantaran mereka juga tidak menduga hal ini akan terjadi, apalagi di pukul 3 pagi! Bukan tanpa alasan mereka terkejut melihat ini. Pasal-nya pada malam sebelum penggusuran, sedang terjadi proses negoisasi dengan pihak terkait (pemkot dan pengembang) yang belum memunculkan kata sepakat lantaran harga ganti yang ditawarkan terbilang rendah. Negosisasi ini juga dikotori dengan tindakan preman-preman bayaran yang entah datang dari mana tiba-tiba merampas surat perjanjian dan merobeknya. Karena memang merasa belum menemukan kata sepakat, tentu saja pedagang mengira bahwa tidak akan terjadi penggusuran. Ditengah mereka asyik dengan tidur-nya, semua kejujuran terungkap. Maksud sebenarnya dari para pemegang uang terwujud dalam gerakan tangan buldozer merauk dinding-dinding ruko yang makin lama tak terbentuk. Semua telah tergusur dan kini kasus di lemparkan ke pengadilan berikut dengan uang pengganti yang sudah di tentukan pihak pemkot jika pedagang ingin menuntut balik. Mereka tahu betul bahwa pedagang lemah dalam hal ini, lemah dalam urusan tetek bengek birokrasi yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan bahasa-bahasa yang mereka tidak ketahui.