‘Jangan memaksakan takdir’, kata Sava lembut. Aku mengerti maksudmu, tapi kita ditakdirkan memang untuk memaksa, bukan? , jawab Langit dengan tenang yang membuat Sava perlu meminta energi dari kekuatan maha dahsyat di luar sana agar bisa mengambil yang terbaik bagi dirinya sendiri. Sudah saatnya, pikir Savana.
Kata-kata Langit yangselalu panjang seperti ular yang melingkar-lingkar kadang membuat Sava merasa seperti racun yang meresap memasuki batok kepalanya, namun herannya Sava selalu datang kepada putra sahabat ayahnya ini. Suasana selalu sempurna berhasil diciptakan lelaki itu dengan petikan harpa kebahagiaan dan kekesalan berganti-ganti menyelinap di sela-sela hati bersama lelaki itu, Sava memandangnya sejenak,,aghh dengan lelaki inikah dia akan menghabiskan seluruh hidupnya?, Sava kembali merasa kepalanya berputar namun tetap berusaha tenang.