Praktek kasih yang diajarkan Tuhan Yesus kepada umat manusia bukan berarti membuai orang tersebut dan membiarkan tingkah dan karakternya berbuat apa saja dan sesukanya. Apalagi umat manusia itu senantiasa berkecimpung dalam perbuatan yang tidak dikehendaki Tuhan. Seorang penulis mengatakan “menjadi orang percaya itu harus cerdik dan tulus, cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Namun perlu diwaspadai bahwa cerdik dan tulus itu harus berjalan seimbang. Jikalau orang percaya itu hanya tulus saja, maka dia akan tertipu dan diinjak-injak; sebaliknya apabila ia cerdik saja maka bahayanya ia akan menjadi orang yang lihai, licik dan licin. Keseimbangan berarti komplit, cerdik dan tulus; tidak menipu dan tidak boleh ditipu, lurus dan tidak boleh dibengkokkan orang atau bengkok sendiri.