Singsingan semburat fajar menyapu ketidaksadaran Torun di suatu Rabu pagi. Sinar yang masuk dari celah-celah kosen jendela kamarnya itu seperti ingin membangunkan dan menjinakkan kantuknya lalu memaksanya menyudahi mimpi yang entah dari mana dan sekonyong-konyong pergi begitu saja. Tanpa pamit sedikitpun. Matanya pelahan mengintip dunia yang sempat ia tinggal beberapa saat, apakah aku melewetkan kejadian yang besar? pikirnya. Seketika pikirannya mencoba menggapai-gapai ingatan tentang mimpi itu tapi dicemari oleh bisingnya lolongan alarm keparat itu.
KEMBALI KE ARTIKEL