Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Anies! Jakarta Bukan Hanya tentang PKL

2 April 2018   10:28 Diperbarui: 2 April 2018   10:29 636 18
Gencarnya Anies menyuarakan 'keberpihakan' versi indah dari angannya kepada masyarakat a.k.a PKL akhir-akhir ini membuat saya bertanya. Apakah Anies sebagai gubernur memandang rakyat miskin di Jakarta itu adalah rakyat dari kalangan yang berprofesi sebagai PKL di Jakarta. Melihat selama ini Anies memfasilitasi PKL tersebut bahkan rela menabrak aturan dan mangabaikan rekomendasi Ombudsman yang menemukan adanya maladministrasi dalam kebijakan Anies selama ini.

Jika kita melihat secara luas, kepiluan, kemiskinan dan tempat kumuh masih menghiasi kota Jakarta. Bagaimana tidak? Masih banyak rakyat kurang sejahtera. Bahkan bisa dikatakan miskin. Sementara sebagian yang kaya malah semakin kaya dan memperkaya diri sendiri.  Andai saja Jakarta di pimpin oleh orang yang bijak yang bisa menyuarakan "onedayonehundred" atau"time to care and share". Yaitu hari dimana orang-orang yang berkelebihan atau kaya bisa berbagi rezeki kepada rakyat jelata yang sangat membutuhkan uluran tangan. Seperti warga yang baru saja kebakaran di taman kota. Diharapkan figur seorang pemimpin yang lebih cekatan ketika ada insiden buruk yang dirasakan oleh warganya. Bukan pemimpin yang malah tidur nyenyak saat isak tangis warganya yang kehilangan tempat tinggal yang notabene adalah rumah kontrakan. Bukan perumahan elite berfasilitas mewah. Yang semua ada tangis dan perjuangan untuk bisa hidup di Jakarta yang serba mahal ini.
 
Sebelum terpilih menjadi Gubernur, Anies pernah berpidato tentang kemiskinan Jakarta, Anies mengatakan ada perbedaan ekstrem kemiskinan di Jakarta dan daerah lainnya. "Saya pribadi merasakan ada fenomena ada yang harus diikhtiarkan, di Kampung Krukut itu padat sekali. Satu unit rumah ada 5 orang, 6 orang padat. Itu padat sekali, dan di ujung gangnya ada kamar mandi umum," kata Anies saat berpidato di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017). "Kemiskinan di Jakarta dengan kesempitan, kemiskinan dengan polusi tinggi, tak punya pekerjaan, dan kemiskinan dengan kesepian. ( detik.com ) Namun hingga hari ini, masih banyak rakyat Jakarta yang merasakan kesengsaraan dan bahkan Anies nyatanya malah memfasilitasi tim TGUPP yang sangat banyak menggunakan anggran dana, sementara jika anggaran tersebut bisa dialihkan ke warga miskin, alangkah banyaknya warga miskin yang bisa diberikan modal untuk bekerja lebih baik lagi guna meningkatkan taraf hidupnya.

Sementara itu, Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2017 sebesar 389,69 ribu orang (3,77%). Dibandingkan dengan September 2016 (385,84 ribu orang atau 3,75%), jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,85 ribu atau meningkat 0,02 poin. Sedangkan dibandingkan dengan Maret 2016 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 384,30 ribu orang (3,75%), jumlah penduduk miskin meningkat 5,39 ribu atau meningkat 0,02 poin. (bps.go.id). bukannya bekurang malah semakin melunjak, disaaat semua harga pangan semakin mencekik, disaat itulah Anies malah memberi anggaran besar kepada tim TGUPP dan yang katanya peduli pada rakyat miskin itu?

Fakta berbicara lain, nyatanya kemiskinan Jakarta bukan hanya tentang PKL, tapi masih banyak warga yang hidup dibawah garis kemiskinan seperti perumahan kumuh dan padat penduduk yang setiap tahun selalu menghiasi berita di surat kabar dan televisi  tentang kebakaran tahunan yang mereka alami. Masih banyak ditemui anak-anak kecil yang mengemis di jalanan dan perempatan lampu merah. Masih banyak pengamen jalanan dan pemulung yang hidup di gerobaknya. Melihat semua fenomena ini, akankah Anies paham bahwa 'keberpihakan' bukan kepada satu golongan agar dilihat peduli tapi harusnya kepada semua lapisan masyarakat yang membutuhkan uluran tangan gubernur dan kerja nyata nya sebagai pemimpin ibukota.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun