Teranyar, pada 2022, PTPN III mencetak produktivitas dan laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Tentu saja ini menjadi catatan positif BUMN era Erick Thohir yang dikenal bernyali untuk bertransformasi.
PTPN III selama ini bergerak di bidang perkebunan. Selain kantor pusat di Jakarta, perusahaan ini juga memiliki kantor operasional di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara.
Pada tahun 2022, perusahaan plat merah itu meraup laba besar. Pada bisnis sawit tahun 2022 rata-rata produktivitas Tandan Buah Segar meningkat 3,4% dari tahun sebelumnya.
Sedangkan crude palm oil (CPO), produktivitas  mencapai lebih 5 ton per hektar atau meningkat 3,6% dari tahun sebelumnya, sementara produktivitas rata-rata CPO nasional tahun 2022 hanya 3,9 ton per hektar.
Dengan peningkatan produktivitas itu, laba konsolidasi Holding PTPN III Â yang dibukukan sebesar Rp5,51 triliun di tahun 2022. Dengan angka itu, berarti naik sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya, juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Bagaimana soal margin pendapatannya?
Seperti dikutip dari pernyataan resmi Dirut Holding PTPN III Mohammad Abdul Gani, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA, yang menjadi faktor mendasar kinerja keuangan perseroan, juga sangat baik dan sehat, yakni tercatat Rp13,56 triliun atau 5% di atas anggaran tahun 2022 (RKAP 2022).
Capaian ini diakuinya berkat transformasi kinerja yang selalu ditekankan Menteri BUMN Erick Thohir. Erick kerap menekankan pentingnya nilai-nilai Amanah, Kompetensi, Humanis, Loyalitas, Adaptif dan Kolaboratif (AKHLAK) pada jajaran di Kementerian BUMN.
Tangan dingin dan gagasan mantan Bos Inter Milan itu berhasil menelurkan blue print BUMN untuk 25 tahun ke depan. Artinya, Erick telah membangun sistem dan kepemimpinan yang kuat dan positif sebagai fondasi yang kokoh untuk BUMN masa kini dan yang akan datang.
Kinerja positif BUMN ini menjadi tolok ukur kemajuan ekonomi Indonesia. Bahkan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengakuinya.
Majunya ekonomi Indonesia saat ini tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak yang terus mendorong akselerasi ekonomi. Selain faktor industrial, ada faktor kebijakan yang memberi dampak positif laju ekonomi Indonesia.
Saat mengisi diskusi Konferensi Internasional BUMN/State Owned Enterprises (SOE) International Conference di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali belum lama ini, Tony Blair menyebut jika pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berjalan dengan baik karena sehatnya perusahaan BUMN.
Dalam Hal ini peran Erick Thohir sebagai Menteri BUMN memberi andil besar terhadap moncernya kinerja BUMN.
"Salah satu bagian utamanya adalah di BUMN. Aset senilai US$630 miliar, yang lebih dari setengah PDB negara. Jika BUMN berkinerja buruk, negaranya tidak akan berhasil," kata Tony Blair.
Â