Judul tulisan ini bermula dari seorang peserta didik (siswa) yang berdialog dengan saya secara pribadi. Sebut saja namanya Andi siswa kelas X di tempat saya mengajar. Dialog yang terjadi antara saya sebagai seorang guru dengan seorang siswa yang baru saja menyelesaikan rangkaian MPLS (dulu disebut MOS atau Ospek) di sekolah tempat saya mengabdi. Dialog ini menjadi sangat menarik karena merupakan sebuah diskursus teologis, antara anak kelas X SMA (baru saja menamatkan bangku SMP, sekitar usia 15 tahun). Yang juga menambah ketertarikan, sehingga saya terinspirasi bahkan menuliskannya lewat tulisan ini adalah, ketika isi dialog tersebut adalah dialog yang “menggugat keimanan”.
KEMBALI KE ARTIKEL