Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Belajaralah dari Petani saat Gropyokan Tikus Sawah

22 Agustus 2011   09:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 123 1

Saat kemerdekaan di Bulan Agustus 1945, enam puluh enam tahun yang lalu, bangsa yang baru lahir di coba dengan berbagai tantangan saat mempertahankan kemerdekaan dengan darah melawan penjajah, ratusan ribu nyawa pejuang dan rakyat, jadi korban. setelah itu berlanjut dengan melawan idiologi bangsa sendiri yang berbeda, dan langsung dikeluarkan maklumat perang untuk memerangi mereka, dengan berani dan cepat aparat bertindak Ibu pertiwi meradang, ratusan ribu nyawa rakyat dan pejuang jadi korban perang dalam mempertahankan kebenaran sendiri.

Sekarang genap enam puluh enam tahun bulan Agustus 2011, perang terus berlanjut melawan para koruptor, bukan idiologi. Tidak cukup dengan UU anti korupsi dan Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi sekarang sudah saatnya keluarkan Surat Maklumat Menyita Harta Koruptor / para penjahat uang rakyat. bila sudah diduga kuat menggrogoti uang rakyat.

Tapi apa yang terjadi malah surat suratan, didengar enak dirasa tidak enak, ibu pertiwi merintih minta Bapak Presiden mengeluarkan Surat Maklumat Menyita Harta Koruptor ke Aparat bukan berbalas surat, bagi mereka yang jelas sudah diduga kuat penjahat, langsung sikat harta bendanya buat rakyat. Masih banyak aparat / birokrat / politikus yang bijak.

Coba Lihat Pak Presiden masih banyak surat dari rakyat yang menumpuk belum Bapak balas, yang ini jelas sudah diduga kuat penjahat (klik disini) tanggal 18 Agustus 2011, Bapak cepat membalas (Klik disini) tanggal 21 Agustus 2011. Rakyat  menyayangkan Bapak berbalas surat.

Bapak Presiden belajaralah dari Petani saat gropyokan tikus sawah, habisi sampai anak-anaknya dan bongkar sarang-sarangnya, itu saja masih sering ada tikus berkeliaran, tapi lumayan tidak begitu merusak. jangan sampai rakyat sendiri nanti yang mengropyok, ngeri.

.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun