Mengikuti Sidange Mbayu Nunun. Di salah satu tipi nasional. Ketika, saksi ditanya kurang lebih begini: “Pada saat menerima uang tersebut dari orang yang baru Saudara kenal. Saudara, tanya tidak? Itu uang untuk apa? Dari siapa? Untuk kepentingan apa?”
Jawab Saksi dengan mantab “Tidak tanya?”.
Mendengar jawaban Saksi, dalam pikiranku berkecamuk tanya ‘Masa sich? Ada orang di beri uang oleh orang yang tidak di kenal?, tidak tanya asal-usul uang tersebut?, apa iya?’
Kalau begitu, mari kita tanya pendapat pada wong cilik. Apakah mereka mau menerima pemberian seseorang yang baru dikenal dengan begitu saja? tanpa tanya? Tanpa curiga?
Pendapat, Tukang Becak. Kang Nardi lulusan SD.
"Kang, kalau lagi ngetem, tau-tau ada mobil berhenti, orang itu mengajak kenalan, setelah kenal orang tersebut memberi uang ratusan juta, tanya tidak? itu uang apa? untuk apa?"
"Pastilah Pak tanya, kalau tidak jelas saya juga tidak mau menerima, ada apa sich Pak?"
“Tidak ada apa-apa? Kang, tadi di tipi aku melihat di sidang, ada saksi yang menerima uang ratusan juta, dari seseorang yang baru dikenal. Tapi, saksi bisa mengaku, tidak tanya asal-usul uang tersebut? Di terima begitu saja. tidak curiga? Aneh yaa”
“Siapa Pak, orangnya? Aneh betul”
“Bukan siapa-siapa Pak, Saksi mantan Anggota Dewan Yang Terhormat”
“Ah…Pak, mantan saja tidak jujur, apalagi waktu masih menjabat yang terhormat?”
Tukang Parkir, Kang Rohim. Lulusan SMP
"Pak, misal lagi memarkir mobil, Bapak di panggil seseorang yang tidak kenal sama sekali, setelah kenalan orang tersebut menyodorkan uang 100juta rupiah tunai, Bapak mau menerima begitu saja, tanpa tanya dan curiga?”
"Pastilah Pak tanya, dan curiga?. Tapi apa mungkin ada Pak? Ada apa sich Pak?"
“Tidak ada apa-apa? tadi di tipi aku melihat di sidang, ada saksi yang menerima uang ratusan juta dari orang baru dikenal?, tapi si Saksi menerima uang begitu saja tanpa bertanya dan curiga? Tuh…ada kan?”
“Masa sich Pak? Siapa Pak, orangnya?”
“Bukan siapa-siapa, Saksi mantan Anggota Dewan Yang Terhormat”
“Oh…?”
Pendapat, Tukang Ojek, Narto. Putus sekolah kelas II SMA.
“Pak, misal ketika Bapak mengantar orang baru di kenal, sampai di rumahnya, orang tersebut mengajak kenalan Bapak. Terus, memberi uang tunai ratusan juta, Bapak tanya tidak itu uang apa? dan untuk apa? kan tidak mungkin bayar Ojek sebesar itu?”
"Pastilah Pak tanya, tapi kan tidak mungkin orang memberi uang begitu saja?, ada apa sich Pak?"
“Tidak ada apa-apa? tadi di tipi aku melihat di sidang, ada saksi yang menerima uang ratusan juta, tapi saat ditanya tidak tau itu uang apa? dan tidak tanya untuk kepentingan apa? padahal yang memberi uang itu baru di kenal”
“Masa sich Pak? Siapa Pak, orangnya?”
“Bukan siapa-siapa Pak, mereka hanya para mantan Anggota Dewan Yang Terhormat”
“Ah…Pak, mantan sudah dekat liang kubur, masih tidak jujur?”
Bagaimana dengan kompasianer?
Kalau aku?, andai ada yang minta nomer rekening, akan dikirimi uang ratusan juta? Di jamin aku tidak akan tanya macam-macam tentang uang itu, duduk manis sambil minum kopi, udud klepus-klepus, menunggu. Apa mungkin?
.
Purwokerto, 14 Maret 2012
Sumber gambar http://brownbreadmixtape.files.wordpress.com