Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Monolog Tanpa Dialog - Asmara Renjana

9 Oktober 2024   19:48 Diperbarui: 9 Oktober 2024   20:44 71 0
Bab 4 - Monolog Tanpa Dialog (Asmara Renjana)

Senja kembali hadir, seperti tamu tak diundang yang datang setiap hari, membawa kilasan cahaya lembut sebelum ditelan gelap. Balarama duduk di tepi jendela, menghadap ke luar, menyaksikan langit yang seolah ingin berbicara tapi terdiam, seperti dirinya yang tak lagi punya suara. Tangannya menggenggam pena, tetapi jemarinya gemetar setiap kali menyentuh kertas.

Di hadapannya, lembar-lembar puisi yang ia tulis berserakan, memantulkan kegundahan hatinya yang semakin sulit diucapkan. Setiap kata yang tertulis adalah irisan luka yang semakin dalam, setiap bait adalah jerit yang tak bisa disuarakan.

Dia mengingat kembali pertemuan terakhirnya dengan Asmara. Seperti menyaksikan ulang sebuah drama sunyi, di mana tak ada dialog, hanya tatapan kosong dan kebisuan yang menghancurkan.

Saat itu, Balarama mencoba membuka percakapan, berharap suara hatinya bisa sampai kepada Asmara. Tapi, yang ia dapatkan hanyalah bentakan kebisuan yang lebih tajam daripada belati. Tak ada ruang untuk penjelasan, tak ada tempat untuk mengungkapkan perasaan. Kebisuan Asmara adalah tembok tebal yang tak bisa ia tembus, dan di balik tembok itu, Balarama terjerat dalam labirin perasaannya sendiri.

"Asmaraku..." tulisnya pelan, kata-kata mengalir seperti darah yang keluar dari luka yang tak kunjung sembuh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun