Tumenggung Mayang dan isterinya setelah menyaksikan mayat anaknya yang di buang di sungai laweyan dianggap seperti binatang, dalam hatinya merasa terharu dan menyesal atas perlakuan pada putranya sendiri.Namun demikian, se jahat-jahat hati orang tua tidak mungkin sampai hati melihat anaknya dianiaya oleh orang lain, tega larané ora tega patiné.
Kemudian Ki Tumenggung segera memerintahkan beberapa orang untuk mengambil mayat serta merawat jenazah Pabelan, dan di kebumikan dengan sebaik-baiknya.