Ketegangan hubungan antara Panembahan Madiun , dengan Raja baru di Mataram, semakin memanas, kriwikan dadi grojogan ( perkara kecil menjadi besar). Persoalannya sebenarnya sepele saja, yakni putra Panembahan Madiun tak satupun diangkat menjadi nayaka praja di Mataram, bahkan dalam penobatannya, beliau tidak diundang.
Sebagai orang yang disegani di wilayah brang wetan (Jawa Timur, Madura dan Bali), beliau merasa disepelekan, tidak dihargai, tidak dihormati. Sejak itu pula Panembahan Madiun mengumpulkan seluruh pendukung anti Mataram, seperti ; Adipati Surabaya , Adipati Panaraga, Adipati Kediri, Adipati Malang, Adipati Gresik, Adipati Lumajang, Adipati Madura, Adipati Banyuwangi, Adipati Pasuruan dan Raja muda Bali. Tema yang diajukan oleh Panembahan Madiun sangat sederhana tetapi berdampak sistemik (???) yaitu Lengserkan Panembahan Senopati. Wilayah brang wetan menjadi lautan spanduk, baliho, selebaran-selebaran , menolak kepemimpinan Sutawijaya.