Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Rinjani, Eksotisme di Persinggungan Garis Batas

29 November 2012   11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:28 553 2
Mentari belum benar-benar menghilang, sinarnya yang lindap di antara pepohonan menerpa permukaan air danau, menciptakan bias jingga dan keemasan. Sedangkan hamparan langit mulai berubah warna, biru, jingga, hingga merah sepang, menampilkan kontras yang memukau saat bersanding dengan leleran lava beku dan batuan vulkanik menghitam yang membentuk kerucut Barujari. Di belakang kaldera berbentuk elips itu tebing terjal tubuh Gunung Rinjani purba berdiri dengan gagahnya. Seolah menjadi benteng penjaga istana Dewi Anjani di Segara Anak. Keindahan Danau Segara Anak yang merupakan kaldera Rinjani mulai tersohor ke penjuru dunia setelah pendakian Heinrich Zollinger pada 6 Agustus 1846. Kala itu Zollinger menyaksikan keindahan Segara Anak dan kerucut Gunung Barujari yang terletak di tengah Segara Anak dari puncak Gunung Sangkareang di sisi selatan kaldera. Meski pada akhirnya Zollinger tidak bisa mencapai puncak Rinjani karena kehabisan air, kisah keindahan kaldera Rinjani telah memukaunya sehingga dia kumandangkan ke banyak orang. Fenomena kecantikan Gunung Rinjani, Segara Anak, dan Gunung Barujari pun sempat terbingkai pada mata uang pecahan Rp 10.000 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1998.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun