Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kisah Panji #1

25 Agustus 2010   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 373 0

# Prabu Jenggala

Seorang Galuh Candra Kirana tak layak menjadi pendamping Inu Kertapati. Jangan membantah lagi. Ini harga mati.

# Dewi Sekartaji

Malingati, malinghati, kepadamu selamanya aku bakalan mengabdi*. Aku mencintaimu. Tak ada yang bisa menghapus rasa itu. Aku pergi, membawa buntalan kenangan akanmu. Keong mas, Ledhek gogik, Endang Rara Tompe, Dewi Sekartaji, itulah Galuh Candra Kirana. Temukan aku di sudut jalan, di persimpangan, di balik pepohonan, di dinginnya hujan, di harumnya mawar. Kutunggu pemenuhan janjimu di bawah basuhan cahaya bulan ketika ku dendangkan Asmarandana.

# Panji Asmara Bangun

Bulan dan mentari tak pernah bersinar terang lagi semenjak kau berkemas diri dan membawa bayangmu pergi. Hati ini membiru dan membujur kaku. Kidung Asmarandana terdengar laksana tembang Megatruh. Aku sakit. Teramat sangat. Kemudian aku mulai mencarimu, di sudut jalan, di persimpangan, di balik pepohonan, di dinginnya hujan, di harumnya mawar. Percayalah Sekartaji, lelaki sejati tak pernah cidra ing janji*

# Epilog

Cahaya jingga memancar dari dirimu dan memenuhi hatiku. Kita berdua menari dan terus menari. Aku tak peduli pada panah, pedang, dan gandewa yang mengancam. Hatiku telah sepenuhnya menjadi milikmu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun