Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Jogja di Bulan Juni

8 Juni 2010   08:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 376 0

Kalau sutradara Guntur Soehardjanto punya film berjudul Juni di Bulan Juni yang berhasil mendapatkan 8 penghargaan di gelaran FFI 2005, Sapardi Djoko Damono juga punya puisi yang sungguh indah berjudul Hujan Bulan Juni. Satu puisi yang saya hafal di luar kepala selain Aku Ingin. “Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni, dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu…” begitulah bunyi bait pertama sajak Hujan Bulan Juni yang berhasil memikat saya sejak pertama kali membaca di bangku SMP.

Saya pun tak mau kalah dengan mereka berdua. Saya punya sebuah cerita berjudul Jogja di Bulan Juni. Juni kali ini Jogja begitu semarak, terlebih di kawasan Titik Nol Kilometer. Spanduk warna-warni mulai berkibar, stand-stand dan panggung pertunjukan didirikan, seniman dan budayawan bersiap meramaikan pesta. Festival Kesenian Yogyakarta ke-22 itu nama pestanya. Dengan mengusung tema “Golong Giling, Hamemayu Hayuning Bawono, Yogyakarta memang Istimewa”, selama sebulan penuh masyarakat Yogyakarta akan dimanja dengan beragam agenda budaya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun