Suatu malam, seorang ibu dari sebuah keluarga mengalami kesusahan untuk melahirkan anak pertamanya karena kepala anaknya yang terletak di atas dan kakinya yang dibawah. Dokter sudah berkata kepada sang ayah “Bapak, jika anak bapak tidak segera di lahirkan, maka iapun tak akan selamat. Tetapi perlu diketahui bahwa jika sang bayi dilahirkan kemungkinan besar istri bapak tidak akan selamat.” Betapa sedihnya sang ayah mendengar pilihan dari dokter tersebut, sang ayah meminta waktu untuk berpikir sejenak, di luar sang nenek dan kakek selalu setia menemani dan menanti kehadiran cucu pertamanya itu, sang ayah yang setia menemani sebelah istrinya, ibunda dari anaknya itu lalu, berkata “Tidak apa, saya rela melahirkannya, biarlah dia melihat dunia ini yang sungguh indah ciptaan-Nya, biarlah dia yang menemanimu saat aku tidak akan bisa ada di sampingmu lagi.” Suasana malam itu seharusnya menjadi suasana yang bahagia tetapi berubah menjadi suasana yang menyedihkan. Sang ayah tidak bisa berhenti meneteskan air matanya itu karena sungguh berat jika kehilangan orang yang ia sangat cintai itu. Dokter pun menanyakannya sekali lagi “Bapak, sudah waktunya anaknya harus lahir mau bagaimanapun juga, akan tetapi semua ini adalah pilihan bapak.” Sungguh berat pillihan sang ayah itu, sang ibu hanya bisa mengusap air mata sang ayah dan berkata sambil bersenyum “tidak apa, biarlah ia yang selamat, biarlah ia melihat dunia ciptaan Tuhan yang indah ini.” saat pukul jam 12 malam keajaiban muncul seketika bayi yang berada dalam perut ibu itu memutar, kepalanya sekarang berada di bawah dan kakinya yang berada di atas, semua mengucapkan syukur dan segeralah dokter memulai operasinya, sang ibu memang tidak bisa melahirkan secara normal sehingga harus melakukan operasi cesar setelah menunggu sekian lama operasi itu berhasil dilaksanakan sang ayah dan sang ibu meneteskan air matanya bahagia karena putra pertama mereka telah lahir dengan selamat dan terdengar suara tangisan pertamanya, sang nenek dan sang kakek yang sedang menunggu di luar turut bahagia mendengar tangisan dari cucu pertama mereka itu. Dokter kembali mengendong sang bayi mengembalikan kepada orang tuanya, “Selamat pak dan bu, anak bapak dan ibu seorang laki – laki yang sehat sempurna.” Sang ayah mulai mengadzani anak pertamanya itu sambil mengeluarkan tangisan bahagia sang ayah mulai bertanya “ibu, siapa nama yang pas untuknya?” ibunda memandang anaknya dengan bahagia sambil mengusap kepalanya dengan lembut “Bagaimana dengan Jason Mahendra?” Ayah “Hmmm, itu adalah nama yang bagus! Jason Mahendra.” Keduanya tersenyum melihat putra pertama mereka sambil meneteskan air mata bahagia.