Kurang lebih dua tahun yang lalu, barangkali saya termasuk yang sedikit
under estimated terhadap novel Dilan ketika pertama kali melihatnya di toko buku. Saya merasa tidak mendapat
chemistry meski hanya untuk memegangnya apalagi membacanya. Sebagai pembaca dan penikmat novel-novel Indonesia, sikap saya itu tentu saja sangat jauh dari kata bijak karena hanya melihat sebuah karya dari luarnya. Ditambah dengan alasan saya sama sekali belum mengenal
style Pidi Baiq.Â
KEMBALI KE ARTIKEL