Pagi itu Ayash ikut dengan Ayahnya untuk melaksanakan salat sunnah ied di masjid terdekat dari tempatnya tinggal. Ayash melihat beberapa ekor sapi dan kambing di halaman belakang masjid.
Ketika salat selesai ditunaikan, Ayash dan ayahnya meninggalkan pelataran masjid menuju rumah dengan berjalan kaki. Ayash bertanya pada ayahnya tentang apa yang disampaikan oleh Ustadz yang menyampaikan khutbah saat itu.
"Ayash penasaran, ya? Nanti Ayah ceritain ya sampai rumah," kata ayahnya.
Ayash mengangguk. Dia kemudian mengikuti ayahnya untuk bertakbir sepanjang jalan menuju rumah.
"Ayo Ayah, ceritain tentang qurban yang disampaikan oleh Pak Ustadz tadi."
Ayahnya menyuruh Ayash duduk di sampingnya. Ayash dengan segera duduk di samping ayahnya.
"Berbicara tentang qurban dalam umat islam tidak terlepas dari keteladanan sikap yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim alaihis salam dan kecintaannya pada anaknya yaitu Nabi Ismail alaihis salam," ayahnya mulai membuka cerita.
"Terus, Ayah?"
"Singkat cerita, Nabi Nabi Ibrahim alaihis salam telah menantikan selama puluhan tahun kelahiran seorang anak, hingga Allah menganugerahkan Nabi Ismail alaihis salam, yang menjadi anak kesayangan Nabi Ibrahim alaihis salam saat itu." Ayahnya menjeda sejenak, meminum beberapa teguk air dalam gelas.
"Suatu malam, Nabi Ibrahim alaihis salam mendapat wahyu perintah dari Allah subhanahu wata'ala untuk mengorbankan anaknya, yaitu Nabi Ismail. Ketika mendapat wahyu itu, Nabi Ibrahim bingung dan berkali-kali meminta petunjuk dari Allah untuk diyakinkan hatinya. Nabi Ibrahim juga meminta pendapat Nabi Ismail tentang perintah itu. Namun, karena ketaqwaan yang luar biasa, Nabi Ismail justru menguatkan Nabi Ibrahim agar melaksanakan perintah Allah dengan penuh keyakinan dan ketakwaan yang penuh. Akhirnya, Nabi Ibrahim bersiap untuk melaksanakan perintah Allah itu dengan mengorbankan anak kesayangannya."
"Jadi, Nabi Ismail dijadikan qurban ya, Yah?"
Ayahnya menggeleng. "Tidak, Sayang. Allah MahaBaik. Allah melihat ketakwaan Nabi Ibrahim alaihis salam dan menggantikan seekor domba yang disembelih untuk menggantikan qurban anak yang diperintahkan. Dari kisah ini, apa yang bisa Ayash jadikan pelajaran?"
"Nabi Ibrahim rela kehilangan anak kesayangannya karena menuruti perintah Allah, Yah."
"Benar. Selain itu, peristiwa qurban ini adalah bukti cinta sejati Nabi Ibrahim alaihis salam kepada Allah. Nabi Ibrahim alaihis salam sangat mencintai Allah melebihi cintanya kepada anaknya yaitu Nabi Ismail alaihis salam."
Ayash mengangguk-angguk. "Luar biasa ya, Ayah."
Ayahnya mengelus kepala Ayash. "Itulah ujian keimanan, Sayang. Setiap orang yang beriman akan diuji. Begitu juga Ayah, kamu, keluarga kita, dan semua orang."
"Semoga kita bisa melalui ujian keimanan ya, Ayah."
"Aamiin. InsyaaAllah. Ya sudah, kita ganti baju dulu terus ke masjid yuk, lihat penyembelihan hewan qurban."
"Siap, Yah!" Ayash segera menuruti perintah ayahnya.
Hari itu mereka melihat proses pemotongan hewan qurban di masjid. Ayash jadi mengerti, bahwa hewan qurban adalah bentuk cinta sejati dari orang-orang muslim kepada Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar!
#MY, 29 Juni 2023