Jejak hujan masih nyata tampak di sini, basah pucuk daun dan dedahanan menghantar ingatan padamu. Dan aku menggigil dalam kerinduan tak berbalas, pada kenang yang menenggelamkanku dalam pusaran luka. Namun bodohnya aku tetap berdiri di sini, menanti engkau berpaling dan menyadari aku ada untukmu.
KEMBALI KE ARTIKEL