Namaku Menur, perempuan modern yang masih memegang teguh adat Jawa. Ya, aku terlahir sebagai perempuan Jawa, tepatnya aku terlahir sebagai putri Solo, kota yang penuh keistimewaan. Rama dan ibuku adalah abdi dalem di Pura Mangkunegaran. Dan aku adalah perempuan satu-satunya, penengah dari tiga bersaudara. Sendhang kapit pancuran, begitu mereka menyebut kondisi persaudaraan kami yang harus di ruwat supaya tidak dimangsa Bathara Kala.
KEMBALI KE ARTIKEL