Mbok Rondo Dadapan punya anak laki yang sudah dewasa berumur sekitar 20-an tahun. Nama anaknya itu Boleg. Diambil dari hari kelahiran Rebo Legi. Dari kecil anak ini sudah jadi ejekan teman-temannya. "Hai Rebo jelek, kapan badanmu akan besar dan tidak hitam lagi ?"seru Juned salah satu temannya. Boleg hanya diam saja, tapi dalam hati ia selalu bertanya-tanya, benarkah aku ini anak simbok? Kenapa badanku kontet dan kulitnya hitam sekali kayak kuali? Kalau tak terjawab akhirnya Boleg pulang dan meenemui simboknya.
Mbok apa bener aku ini anaknya simbok? Kok badanku kontet dan kulitku hitam sekali?"Boleg bertanya pada simboknya.
"Oh iya kamu tetap anak simbok yang paling simbok sayangi, kamulah satu-satunya milik simbok yang paling berharga. Tiap malam simbok berdoa agar hidupmu kelak berbahagia dan dapat istri yang paling cantik di kerajaan Jenggala ini."Mbok Dadap menjawab pertanyaaan anaknya dengan penuh kasih sayang. Dan perasaan sayang itu langsung dirasakan oleh Boleg. Entah mengapa dia selalu tenang dan damai kalau berdekatan dengan simboknya.
Pada saat bersamaan putri Juwita, putri kerajaan Jenggala yang sudah kesohor kecantikannya melewati batas kerajaan Jenggala, sedang menceritakan mimpinya yang telah berlangsung empat hari berturut-turut kepada sang permaisuri, ibundanya.
"Apa mimpimu Nduk ?" sang ibu bertanya.
"Saya mimpi dipertemukan dengan lelaki hitam , pendek dan jelek sekali. Tapi suatu ketika lelaki yang jelek itu menjelma menjadi pangeran yang tampan dan gagah. Ananda ingin menemui lelaki itu dan ingin menjadi istrinya." jawab Putri Juwita.
"Saat ini umurmu sudah 18 tahun, memang sudah pantas punya suami. Apa kamu telah mantap dengan pilihan didalam mimpimu itu?"
"Ananda yakin itu memang jodoh hamba, Ibu."
"Ya sudah nanti Ibu matur ke romomu ,biar bikin sayembara, khusus mencari lelaki yang hitam kulitnya untuk dijadikan punggawa istana.
Benar keesokan harinya ada pengumuman , bahwa tiga hari kedepan bagi orang tua yang punya anak dua puluhan tahun yang belum menikah serta kulitnya hitam silahkan berkumpul didepan alun-alun istana.
Pengumuman pun tersiar sampai ke kerajaan sebelah. Hal ini disambut gembira oleh para pemuda. Mereka yakin kalau raja sedang mencari menantu. Banyak pemuda yang sangat antusias mengikuti sayembara tersebut.
Tiga hari kemudian , dari pagi-pagi sekali telah banyak para pemuda berdatangan. Hampir semuaanya berkulit hitam dan pastinya berbadan tegap-tegap. Hampir seratus pemuda telah berkumpul di alun-alun .
Saat diumumkan bahwa raja akan memasuki panggung kehormatan, berdirilah para pemuda itu untuk berbaris dengan rapi. Tiba-tiba terjadi kegaduhan dibelakang. Ternyata ada seorang pemuda hitam dekil, pendek dan wajahnya jelek. Banyak orang mencemoohkan pemuda itu, saat ia lari dan masuk barisan. Beberapa orang bahkan tertawa terpingkal-pingkal takk bisa menahan geli.
Dibelakang pemuda itu yang ternyata Boleg adalah Mbok Rondo Dadapan. Yang konon menurut cerita dengan sangat berat hati mengijinkan putranya yang merengek-rengek minta ikut sayembara.
Gong berbunyi tanda sang raja telah memasuki panggung kehormatan.
Setelah protokol berbasa-basi sebentar, Sang Raja pun memberi sambutan. Dalam sambutannya Sang Raja menuturkan bahwa sayembara ini dilaksanakan atas kemauan Sang Putri Juwita untuk memilih salah saatu pemuda untuk dijadikan suaminya.
Horeee!!!! semua peserta bersorak gembira ,membayangkan seandainya putri kerajaan yang cantik jelita itu jadi istrinya.
Panitia sayembara mengumumkan tatacara dan tata tertip pemilihan. Salah satunya setiap pemuda akan berjalan satu persatu lewat di depan panggung dan sang putri akan memperhatikan para peserta.
Pemilihan dimulai. Satu persatu para pemuda tadi melewati depan panggung kehormatan. Ada yang jalan seperti peragawan sambil cengar-cengir, ada juga yang memperagakan ototnya serta ada pula yang sambil berteriak,"Putri , Aku cinta padamu !". Tapi ada juga yang jalan sambil malu-malu dan seakan sudah pesimis tak akan dipilih, karena saingan banyak yang tampan. Apalagi yang dari negeri seberang, sudah tampan dan kulitnyapun diminyaki, jadi kelihatan mengkilat dan maskulin.
Sang putri hanya senyum-senyum melihat semua itu. Matanya mencari-cari, mana pemuda yang ada didalam mimpinya. Sampai akhir barisan tak ada pemuda yang dicarinya. Tapi tunggu dulu..., apa itu ribut-ribut dibelakang barisan.
Ternyata penonton pada menyoraki dan mencemooh, peserta terakhir yaitu Boleg yang jalan seenaknya melewati panggung. Raja dan hampir semua penonton tertawa riuh. Hanya satu yang diam membisu seperti berdoa, tak laintak bukan adalah Mbok Rondo Dadapan. Ia sedih mendengar cemohan para penonton. Tapi ia tetap berdoa dan yakin Tuhan maha adil dan tidak tidur.
Terlihat diatas panggung sang putri tersenyum-senyum senang,karena melihat pemuda dalam impiannya.
Setelah ditunggu beberapa saat tak ada lagi pemuda yang mendaftar dan berjalan di depan panggung. Tiba satnya Sang Raja mengumumkan hasil sayembara hari ini, karena sang putri tak mau kalau ditunda-tunda sampai esok hari.
Sang raja mengumumkan,"Pemenangnya adalah Boleg, yang disebut namaya harap maju dan naik keatas panggung."
Para penonton geger dan bertanya-tanya, mengapa sang putri memilih Boleg yang jelas-jelas hitam dan jelek lagi. Apa lagi para peserta yang kebanyakan laki-laki gagah dan ganteng, hampir kecewa semuanya dan tak percaya akan pilihan sang putri.
Entah kabar dari mana ada isu kalau sang putri memilih Boleg karena wangsit/ilham, dan sang putri percaya dengan wangsit tadi.
Ya , apa yang tidak mungkin bagi manusia, selalu mungkin bagi Tuhan Yang Maha Esa.
Belum selesai hiruk pikuk tersebut, di belakang di deretan penonton geger lagi. Karena ada wanita separo baya yang jatuh pingsan saat diumumkaan bahwa pemenangnya adalah Boleg. Ya, siapa lagi kalau bukan Mbok Rondo Dadapan.
Sebulan kemudian dilangsungkanlah pesta pernikahan Boleg dengan Sang Putri Juwita. Pesta berlangsung satu minggu penuh. Segala macam makanan disajikan dan rakyat boleh mencicipinya. Tak ketinggalan kesenian tradisionalnya. Pokoknya semua rakyat Jenggala berpestapora.
Boleg seakan tak percaya dengan semua ini, demikian juga Mbok Rondo Dadapan.
Boleg dan simboknya pindah ke istana Jenggala. Mbok Rondo Dadapan hampir tiap hari sujud berterima kasih atas karunia yanng diberikan Tuhan. Ya, Tuhan telah mengabulkan semua doa-doanya.
Enam bulan telah berlalu.
Dikamarnya yang harum Sang putri memandangi sang suami dari rambut ke ujung kaki. Boleg yang dipandangi seperti itu merasa tersinggung.
"Hai istriku,apakah kamu kecewa kawin dengan ku?" Sang Putri menggeleng
"Apakah kamu tak ridho, kawin denganku? Sekali lagi Sang Putri menggeleng
"Lalu apa maumu?"tanya Boleg agak sedikit kesal.
Menjawab Sang Putri," Suamiku yang baik, ada dua syarat orang masuk surga. Ini saya pelajari dari Ustad yang datang ke istana saban malam Kamis.
"Apa itu?"tanya Boleg lagi agak ketus.
"Pertama, bersyukur. Harusnya Kang Boleg bersyukur bisa memperistriku.
"Kedua bersabar. Aku harus bersabar , karena bersuamikan kau Kang Boleg
Boleg diam seribu bahasa.
"Ya aku harus bersyukur , punya istri semacam kamu, bidadariku."kata Boleg dengan kesungguhan dan keharuan.
Sang Putri hanya tersenyum," Kalau ini memang jodohku dan pilihan Tuhan yang terbaik, aku tetap harus berbakti kepada suami sampai akhir hayatku.
"Kang Boleg, kenapa kakang selama enam bulan ini tak mau melakukan tugas sebagai seorang suami?, Tiap malam dinda menunggu di kamar, tapi kakang tak pernah masuk ke kamar dinda, kenapa Kang?
"Maafkan Kakang Dinda Juwita, bukannya Kakang tak sayang , justru karena sayangnya,maka Kakang takut Dinda tak berkenan di hati Dinda. Dan juga Kakang tak mau menyakiti hati Dinda. Maafkan Dinda, Kakang!"
"Tadi malam Dinda bermimpi lagi, kalau Dinda harus melayani Kakang dengan tulus dan penuh cinta. Sekarang Dinda telah siap melayani Kakang.
"Kakang mau melayani Dinda sebagai seorang suami dengan syarat, Dinda harus tutup mata.
Dinda mengangguk dan mendekat ke Boleg serta menggandeng tangannya untuk diajak duduk di tepi ranjang. Setelah itu terdengar suara Juwita,"Kakang Dinda sudah memejamkan mata, silahkan melaksanakan tugas seorang suami.
"Bismillahhirhmanirrohim.....,maafkan Kakang ya Dinda" Dinda Juwita hanya mengangguk pelan sambil mata tetap terpejam. Dibelai dan dikecup sayang istrinya dengan penuh rasa cinta. Dan Juwita pun merasakan kasih sayang yang diberikan suaminya. Entah mengapa ia seperti melihat pangeran tampan yang diimpikan dulu. Ia pun memeluk suaminya dengan penuh rasa sayang. Juwita pun tertidur pulas di pelukan Boleg.
Boleg menatap tubuh istrinya yang molek dan ia tersenyum puas lalu tertidur sambil memeluk istrinya.
Mendengar kokok ayam jantan, Juwita pun terbangun. Ia kaget setengah mati, karena dia ada di pelukan lelaki tinggi besar dengan kumis tipis. Yang jelas lelaki ini sangat tampan dan tubuhnya atletis sekali. Dia berteriak,"Hai kamu siapa, kenapa tidur bersamaku di kamarku ini?"
"Aku kan Boleg suamimu,masak kamu lupa, kita kan tadi malam melakukan tugas suami istri!"
Juwita memperhatikan lelaki disampingnya. Lelaki ini gagah, tampan dan perkasa sekali. Matanya sangat tajam dan berwibawa . Bener-bener seperti lelaki yang didalam impian.
Juwita tiba-tiba langsung sujud dan berterima kasih pada Tuhan. Ternyata Tuhan tak berbohong dalam mimpinya. Kalau Tuhan berkehendak, apa pun bisa terjadi.
Akhirnya Boleg pun menyadari perubahan pada tubuhnya dan sangat mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Esok paginya istana geger, tapi geger yang menggembirakan. Raja dan permaisuri sangat gembira, demikian juga Mbok Rondo Dadapan.
Dalam perjalanan waktu, ternyata Boleg memang cakap dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Jenggala. Sang raja yang telah berumur 70 tahun pun rela lengser dan menyerahkan tampuk pimpinan kerajaan pada pangeran Boleg.
Karena kecakapannya , akhirnya kerajaan tambah maju dan rakyat sejahtera.
Selesai