Sebenarnya sudah hampir tiga minggu telah menyelesaikan baca
Rumah Kaca. Tergakum-kagum, geleng-geleng kepala, luar biasa ingin segera menuliskannya. Tapi apa daya, justru kekaguman itu yang membuatku beku. Saya tidak ingin laporan membaca ini hanya berputar pada puja-puji yang takberkesudahan. Tapi, itulah adanya. Sulit untuk tidak memuji Pramoedya Ananta Toer dengan tetraloginya.
KEMBALI KE ARTIKEL