Ketimpangan tampang kita tumpang tindih dimana kesejahteraan masyarakat hanya menjadi jargon-jargon pilkada dengan segudang janji angin syurga untuk mendulang suara. Maka tampang kita memang timpang. Lalu kita terpuruk pada lobang yang sama, sebab selama ini tumbuhnya perekonomian memang tumbuh, akan tetapi pertumbuhan tersebut hanya dinikmati kelompok tertentu. Inilah resiko yang harus dihadapi sebab seiring perjalanan waktu pertumbuhannya didominasi segelintir orang yang mengatas namakan investor. Disini, watak ketidakadilan ekonomi cukup kental.
KEMBALI KE ARTIKEL