Dita : Kak, liat berita gak hari ini di tipi?
Eko : Iya, liat. Isinya soal kecelakaan maut semua.
Dita : Iya tuh. Semua berita nayangin nya soal kecelakaan maut itu semua. Infotainment juga isinya berita itu, kak.
Eko : Langsung terkenal deh si pengemudi nya.. sapa tuh nama nya?
Dita : Afriani, kak. Lagian sih, nyupir nya habis ngobat. Udah deh, makin jadi aja tuh dikutuk-kutuk sama keluarga korban.
Eko : Sabar.. sabar.. Kenapa jadi ikut emosi? Iya juga sih, pasti nya keluarga korban sedih dan gak nyangka anggota keluarganya pergi secepet itu, ya kan?
Dita : Iya, betul Eh, aku jadi mikir deh kak.. Kalau di sini tuh gak aman mau kemana-mana.
Eko : Heh? Maksudnya?
Dita : Iya, kalau naik busway bisa digerepe-gerepe, naik kereta rawan pencopet, terus, naik angkot diperkosa.. Terus...
Eko : Jalan kaki pun bisa ketabrak mobil.. Ya kan?
Dita : Hahahaha.. Betul kak..
Eko : Kalo gitu, enaknya naik apa ya?
Dita : 1 kata kak. NGESOT!
Eko dan Dita tertawa bersama-sama. Mereka memikirkan betapa mahalnya harga kemamanan bagi para pengguna jalan di sini (baca : Indonesia). Candaan mereka mungkin hanya sekedar lelucon biasa yang terlontar dari mulut anak-anak polos. Jawaban mereka soal 'ngesot' pun sebenarnya secara spontan saja diucapkan. Namun, pernahkah terlintas di pikiran Anda semua, betapa kita harus benar-benar extra hati-hati saat bepergian? Termasuk, hanya dengan berjalan kaki.
Saya yang sehari-hari menggunakan bis kota sebagai transportasi untuk pulang-pergi kampus, selalu dipesan oleh orang tua untuk berhati-hati. Apalagi, setelah maraknya berita tentang pemerkosaan dan yang terbaru soal tewasnya 9 orang di Halte Tugu Tani, mereka (kedua orang tua saya) semakin sering berpesan untuk hati-hati.
Melalui beberapa peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita, marilah kita sama-sama belajar untuk lebih hati-hati saat bepergian, baik dengan kendaraan pribadi ataupun umum. Dan, yang pasti, jangan lupakan satu hal yang seringkali dianggap sepele. Doa.