Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Memetakan Titik Kritis Pembibitan Tabela Karet

16 September 2013   13:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:49 360 0

Pembibitan karet dapat dilakukan dengan cara okulasi brown budding dan green budding. Salah satu okulasi green buding menggunakan Pembibitan Tanam Benih Langsung (TABELA), yaitu okulasi pada usia 3-4 bulan pada batang bawah yang ditanam langsung di polybag. TABELA karet merupakan transformasi pembibitan konvensional siap salur yang sebelumnya menggunakan OMT/Stump. Tentu saja hal ini membutuhkan upaya/kiat agar tranformasi ini berjalan baik mendapatkan bibit siap salur yang jagur, homogen.Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah(PRIMA) ; Persiapan media tanam, Responsif mengendalikan hama dan penyakit, Implementasi pupuk, Menggunakan mata prima, Awasi okulasi.

Pengecambahan & Persiapan media tanam

Pengecambahan terkait erat dengan ketersediaan biji karet. Hal ini tergantung dengan kondisi musim. Oleh karena itu time schedule sangat penting agar pengecambahan dapat dilakukan secara serentak, sehingga umurnya homogen. Penanaman kecambah ke polybag dalam bentuk stadia pancing agar tidak mengalami stagnasi.Apabila ketersediaan biji karetmelimpah, setiaptiap polybag berisi 3 (tiga) biji. Pada saat sudah stadia payung 1 tua agar diseleksi dengan caram menyisakan 1 (satu) tanaman yang terbaik, yang lain dibuang dengan cara dicabut menggunakan solet.

Agar TABELA karet tumbuh dengan baik dan ketersediaan hara terpenuhi, media tanam tabela menggunakan campuran top soil dan pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 2 : 1. Titik kritis yang perlu diperhatikan adalah komposisi tersebut terpenuhi dari segi volume pupuk kadang dan top soil. Jadi dengan mengetahui campuran pupuk kandang dalam satu polybag maka dapat dihitung kebutuhan total pupuk kandangnya. Tentu saja dengan menggunakan pupuk kandang yang sudah matang dan diayak terlebih dahulu. Hal ini berlakujuga dengan komposisi belerang 25 g/polybag untuk preventif jamur akar putih dan Rock Phospat 50 kg/polybag sebagai pupuk dasar. Selain itu juga pemeliharaan penyiangan, penyiraman, mulching, serta seleksi (kompakting).

Menurut Darmono Taniwiryono (2013) Penambahan Pupuk organic tidak berfungsi serta merta menambah unsure hara karena kandungan hara rendah, namun berfungsi memperbaiki sifat fisik, biologis, dan kimia tanah sehingga mempengaruhi kesehatan dan kesuburan tanah kekayaan bakteri, protozoa, cendawan, colembolla, serangga, laba-laba, cacing dan organism tanah lainnya. Dengan adanya bahan organic memperbaiki struktur tanah dan membantu ketersediaan unsure hara yang siap diserap oleh tanaman.

Responsif mengendalikan  hama dan penyakit.

Pembibitan rentan terserang Hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan pada tanaman, yaitu Oidium heveae, Colletotrichum gloeosporioides, Corynespora cassiicol, hama thrips, tungau, rayap. Pembibitanharus diikuti dengan pemeliharaanyang optimal.Untuk pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan pengamatan (Early Warning System) untuk menentukan strategi pengendalian yang tepat cara, sasaran, konsentrasi, waktu, rotasi, jenis. Titik kritisnya adalah mengamati gejala awal serangan hama danpenyakit, kemudian menentukan sttrategi pengendalian (meliputi jenis dan konsenterasi pestisida).

Pengendalian Oidium heveae menggunakan fungisida bahan aktif tridiamefon (Bayleton), Colletotrichum gloeosporioides fungisida bahan aktif mankozeb (Dithane),hama thrips (Matador b.a. lamda sihalotrin atau Samida dengan bahan aktif Imidakloprid), tungau (Akarisida), rayap (bahan aktif carbofuran).

Konsentrasi insektisida dan fungisida adalah 0,2-0,25%. Oleh karena itu perlu diperhatikan bahan aktif yang terkandung di dalam kemasan pestisida. Cara menghitung konsenterasi adalah melihat kandungan bahan aktif pada kemasan, misalnya Bayleton 250 EC untuk mengendalikan penyakit mildew yang berarti mengandung 250 ml bahan aktif dalam setiap 1000 ml larutan (25%). Sehingga apabila akan membuat larutan dengan konsenterasi bahan aktif 0,2% (0,2 ml/100 ml) atau 2 ml/liter, maka dapat dihitung sebagai berikut : 100/25 x 2 ml/liter = 8 ml/liter. Jadi Bayleton 250 EC yang harus dimasukkan ke dalam pakabag sprayer dengan kapasitas 14 liter adalah 8 x 14 liter = 112 ml. Pengendalianhamadanpenyakitselaludilakukansaatsebelumokulasisampaidenganbibitsiapsalur yang sehat, jagur, danhomogen.

Implementasi pupuk.

Pemupukan pertama dilaksanakan setelah tanaman berumur 2 (dua) minggu Pemupukan lewat tanah diberikan dalam bentuk cair menggunakan pupuk organic cair yang dibuat dari 25 kg pupuk kandang matang diayak dan air 100 liter. Dosis aplikasi sebanyak 250 ml/polybag. Selanjutnya setelah tanaman tabela sudah payung 1 dorman dapat menggunakan campuran pupuk organic dan anorganik (Gir siap pakai) dengan menggunakan bahan dari pupuk kandang sudah matang, kering, diayak25Kg, Urea1,5 Kg, SP 361Kg, KCl 3 Kg, Kieserite1 Kg, Air 120 Liter. Semuabahandimasukkankedalam drum/tong daribahan non logam(untukmenghindarireaksikimiadenganunsur Fe), diadukhinggalarutsertadiamkan 1 malam. Apabila mengalami kesulitan melarutkan TSP/SP 36, dapat menggunakan air panas untukmelarutkannya, setelah dingin dicampur dengan pupuk yang lainnya. Aplikasi pupuk menggunakan dosis 250 ml/polybag pada waktu pagi hari. Saat aplikasi larutan gir siap pakai dalam tong harus tetap diaduk agar larutan tercampur merata.. Frekuensi pemupukan 7 hari sekali.

Menggunakan mata prima dari entres yang memiliki umur sama dengan batang bawah

Okulasi tabela menggunakan umur entres sama dengan batang bawah agar tingkat kompatibilitasnya tinggi. Oleh karena itu kebun entres harus dilakukan pemeliharan yang baik agar entres juga tumbuh prima / jagur seperti pemupukan, pengendalian hama/penyakit, maupun penyiraman jika kemarau. Tanaman entres dilakukan kupir 2 minggu sebelum diserongdan disisakan 5 – 7 tangkai daun teratas pada tiap payung. Titik kritisnya adalah pengambilan mata entres harus dibungkus dengan kulit pohon pisang (debog pisang) untuk mengurangi penguapan. Selanjutnya adalah ketersediaan mata prima sesuai atau lebih banyak daripada jumlah batang bawah yang akan diokulasi.

Entres baik, umur sama dengan batang bawah

Awasi Okulasi

Faktor SDM berperan penting yaitu keterampilan tenaga okulasi agar tingkat okulasi jadi di atas 70%. Bahkan salah satu kebun PTPN IX berhasil mencapai tingkat okulasi jadi 90% lebih pada tahun 2012. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ; menggunakan pisau okulasi yang tajam, kebersihan alat, kondisi tanaman sehat dan tidak dalam keadaan terserang hama/penyakit, kondisi daun tidak harus dalam keadaan dorman apabila pemupukan dilaksanakan secara konsisten. Titik kritisnya adalah menentukan tenaga ahli dan melakukanpenilaian secara cepat. Pemeriksaan okulasi pertama dilaksanakan 3 minggu setelah okulasi.Pemeriksaan kedua dilaksanakan 2 minggu setelah pemeriksaan pertama dan langsung dipastikan dengan totolan. Penyerongan bibit agar dilaksanakan serentak sehingga pertumbuhan mata okulasi homogen. Ketinggian serong 15-20 cm dari jendela okulasi teratas

Titik kritis pembibitan okulasi tabela adalah media tanam polybag yang subur, pengendalian hama & penyakit, pemupukan, entres mata prima, tepat time schedule, serta keterampilan SDM (okulator dan pengawasan). Faktor penting lainnya adalah bekerja dengan pendekatan hati, ketelitian, tanggung jawab serta niat ibadah menghasilkan tingkat okulasi jadi menjadi tinggi yang berdampak kepada 25-30 tahun yang akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun