Banyak yang kita lupakan tentang penokohan manusia. Misalnya, sifat dasar manusianya itu sendiri. Yang seringkali terbuai oleh 3 hal, tahta, harta, dan wanita.
Pernah membaca, atau barangkali mendengar, bahwa Joko Widodo sebagai manusia, menurut istrinya, dan juga diamini ibunya sendiri, adalah seorang yang keras kemauannya. Menurut istrinya, 'ngeyel'. Kalau menurut ibunya, Joko Widodo remaja bahkan sampai tidak mau sekolah untuk beberapa lama, karena tidak berhasil lulus ujian masuk SMA favorit di kotanya.
Dalam beberapa wawancara, Joko Widodo memang terlihat 'sangat' percaya diri, saat mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, juga saat Pemilihan Presiden tahun lalu.
Saat ini Joko Widodo kembali menjadi sorotan, ketika dengan gagahnya tetap mencalonkan seorang tokoh kepolisian yang diduga 'bermasalah' untuk menjadi Kapolri, tanpa mengindahkan masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun PPATK.
Dan terlihat lagi, betapa 'ngeyelnya' sang Joko Widodo ini. Seperti tidak pernah belajar, bahwa tidak semua keinginan manusia bisa menjadi kenyataan. Seperti tidak merasa, bahwa dirinya bukan hanya punya 'lovers', tapi juga punya 'haters'. Seperti lupa, bahwa kedudukannya sendiri juga tidak akan abadi, jika yang menjadi pemikirannya hanyalah 'kekerasan hati' atau 'kepentingan golongan', para penyanjungnya bisa saja berubah menjadi 'haters'.
Pukulan telak bagi seorang Presiden bernama Joko Widodo, ketika pilihannya untuk jabatan Kapolri, ternyata adalah pilihan yang tidak tepat. Kalau saja Joko Widodo berada di ring tinju. Maka saat adu jotos, dan ia sedang berada di atas angin, sebuah pukulan telak menohok rahangnya, sehingga iapun limbung. Apakah Joko Widodo sebagai petinju dapat diselamatkan oleh bel tanda ronde usai? Atau ia akan terus menerus kena pukulan bertubi-tubi? Atau ia seorang petinju tangguh yang sanggup bertahan sampai pertandingan usai?
Jabatan, harta, hanyalah titipan Yang Maha Kuasa.                                                                                               Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan (QS. 'Ali`Imran: 109)