Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Perang Informasi di Era Digital Dalam Upaya Mempertahankan Ketahanan Nasional Indonesia Melawan Hoaks Covid-19

7 Desember 2024   23:31 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:39 76 0


Di era digital, informasi menjadi salah satu kekuatan utama yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ketahanan nasional. Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, Indonesia tidak hanya menghadapi ancaman kesehatan, tetapi juga perang informasi yang menyertai wabah tersebut. Salah satu tantangan terbesar adalah penyebaran hoaks atau informasi palsu terkait COVID-19 yang berpotensi melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, memicu keresahan, dan menghambat penanganan pandemi.  

Hoaks COVID-19: Ancaman bagi Ketahanan Nasional

Hoaks COVID-19 muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari teori konspirasi, klaim obat atau pengobatan alternatif tanpa dasar ilmiah, hingga informasi palsu tentang kebijakan pemerintah. Misalnya, banyak beredar informasi yang menyebut bahwa COVID-19 hanyalah rekayasa atau tidak lebih dari flu biasa, padahal kenyataannya virus ini telah menyebabkan jutaan kematian di seluruh dunia.  

Penyebaran hoaks ini tidak hanya menyesatkan masyarakat, tetapi juga berdampak langsung pada ketahanan nasional. Ketahanan nasional mencakup dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan. Hoaks COVID-19 dapat menggoyahkan dimensi sosial dengan memecah belah masyarakat, mengurangi kepercayaan terhadap pemerintah, dan memperburuk tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.  

Selain itu, hoaks juga berpotensi melemahkan dimensi ekonomi. Ketika masyarakat termakan informasi palsu, seperti larangan menggunakan vaksin yang disebut-sebut berbahaya, angka vaksinasi menurun. Hal ini menghambat upaya pemulihan ekonomi, karena keberhasilan vaksinasi menjadi kunci dalam membuka kembali aktivitas ekonomi secara aman.  

Peran Media Digital dalam Perang Informasi

Perang informasi di era digital terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang memudahkan penyebaran informasi. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform digital lainnya menjadi alat utama bagi penyebar hoaks. Dalam hitungan detik, sebuah informasi palsu dapat menjangkau jutaan orang tanpa penyaringan.  

Namun, media digital juga dapat dimanfaatkan sebagai alat melawan hoaks. Pemerintah dan masyarakat memiliki kesempatan untuk mengubah teknologi digital menjadi senjata utama dalam perang informasi. Beberapa langkah strategis dapat dilakukan, di antaranya:  

1. Menguatkan Literasi Digital
Literasi digital adalah kemampuan masyarakat untuk memahami, menganalisis, dan menyaring informasi yang diterima melalui media digital. Peningkatan literasi digital menjadi kunci dalam menangkal hoaks. Pemerintah, bersama dengan institusi pendidikan, komunitas, dan organisasi masyarakat, dapat menyelenggarakan program-program literasi digital yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.  

2. Mengoptimalkan Teknologi Deteksi Hoaks
Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan algoritma dapat membantu mendeteksi dan menghentikan penyebaran hoaks di media sosial. Beberapa platform seperti Facebook dan Twitter telah mengadopsi teknologi ini, tetapi perlu pengawasan lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya.  

3. Kolaborasi antara Pemerintah, Media, dan Masyarakat
Pemerintah perlu bekerja sama dengan media massa dan platform digital untuk menyampaikan informasi yang akurat dan terpercaya. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi yang valid dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya.  

Tantangan dalam Memerangi Hoaks COVID-19

Meskipun berbagai langkah telah diambil, memerangi hoaks bukanlah tugas yang mudah. Ada beberapa tantangan utama yang dihadapi:  

1. Kecepatan Penyebaran Informasi
Informasi palsu sering kali lebih menarik perhatian daripada fakta yang akurat. Hal ini membuat hoaks lebih cepat menyebar dibandingkan klarifikasi atau informasi yang benar.  

2. Minimnya Kepercayaan terhadap Otoritas
Ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap pemerintah atau institusi resmi membuat mereka lebih mudah percaya pada sumber informasi alternatif yang tidak selalu kredibel.  

3. Kompleksitas Identifikasi Hoaks
Tidak semua hoaks mudah dikenali, terutama jika disampaikan oleh pihak-pihak yang terlihat kredibel atau menggunakan data yang seolah-olah valid.  

Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menjaga Ketahanan Nasional

Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk melawan hoaks COVID-19. Salah satunya adalah melalui pembentukan Satgas Lawan Hoaks yang bertugas mengidentifikasi dan menangkal informasi palsu. Selain itu, pemerintah juga menggunakan kanal resmi seperti situs web, media sosial, dan aplikasi untuk menyampaikan informasi terkini terkait COVID-19.  

Upaya lain yang signifikan adalah kampanye edukasi publik. Melalui kerja sama dengan influencer, tokoh masyarakat, dan media massa, pemerintah berusaha menjangkau berbagai kelompok masyarakat dengan pesan-pesan yang mudah dipahami.  

Namun, keberhasilan langkah-langkah ini membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat. Ketahanan nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat harus aktif berperan dalam menyebarkan informasi yang benar, melaporkan hoaks, dan membangun budaya kritis dalam menerima informasi.  

Perang informasi di era digital adalah tantangan yang nyata dan kompleks, terutama dalam konteks pandemi COVID-19. Penyebaran hoaks tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat, tetapi juga ketahanan nasional Indonesia. Untuk menghadapi ancaman ini, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, media, dan masyarakat.  

Literasi digital, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi adalah kunci dalam memerangi hoaks. Dengan menguatkan fondasi ini, Indonesia dapat membangun ketahanan nasional yang tangguh di tengah derasnya arus informasi digital. Pandemi COVID-19 menjadi pelajaran berharga bahwa di era digital, informasi adalah senjata, dan setiap warga negara memiliki peran penting untuk memanfaatkannya demi kebaikan bersama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun