Sayang disayang skor besar yang diraih tidak mampu meloloskan Garuda Muda ke babak selanjutnya dikarenakan hasil imbang skor 1-1 antara Vietnam melawan Thailand. Secara aturan yang berlaku, Garuda Muda kalah head to head dari kedua tim yang mengakibatkan harus tersingkir.
Akan tetapi drama Piala AFF U19 tidak selesai sampai disitu. Menurut kabar bahwa PSSI akan mengajukan gugatan ke AFF terkait dugaan match fixing antara Vietnam dan Thailand yang sama-sama berada di Grup A.
Diduga Vietnam dan Thailand saling berkonspirasi pada laga terakhir penyisihan agar Timnas U19 Indonesia tidak lolos.
Menanggapi apa yang terjadi, pertama-tama Penulis sebagai publik dan penggemar sepakbola tentu turut merasakan sedih dengan tidak lolosnya Garuda Muda ke Semifinal Piala AFF U19 2022. Namun demikian Penulis berterima kasih dan mengapresiasi jerih payah Garuda Muda untuk tampil dan meraih hasil terbaik.
Prihal rencana nota protes yang dilayangkan oleh PSSI terhadap dugaan match fixing di Piala AFF U19 2022, Penulis menilai hal tersebut tidaklah perlu dilakukan. Ada alasan yang mendasari, diantaranya.
Bahwa dalam sebuah kompetisi olahraga maka sudah pasti ada aturan yang berlaku. Mengacu kepada aturan head to head yang pada kompetisi Piala AFF U19 2022 maka sejatinya Indonesia sebagai peserta berikut tuan rumah saat laga digelar maka harus menjunjung tinggi aturan tersebut.
Boleh saja Indonesia merasa dirugikan dengan aturan head to head ini. Akan tetapi secara logika apakah skema poin sama baik antara Indonesia, Thailand, dan Vietnam ini sudah diprediksi akan terjadi sebelumnya? Tentu tidak ada yang menduganya diawal. Dengan kata lain, setiap peserta kompetisi akan berupaya mencapai hasil maksimal.
Kemudian dugaan match fixing antara Vietnam dan Thailand dengan asumsi ingin menyingkirkan Garuda Muda, Penulis menilai hal itu sah-sah saja.
Kenapa Penulis katakan demikian? Perlu kita sadari bahwa Vietnam dan Thailand secara klasemen dalam posisi diatas angin. Kedua tim dapat lolos baik itu dengan cara memenangkan laga akhir maupun meraih hasil imbang.
Oke-lah andaikan skenario hasil imbang 0-0 antara Vietnam dan Thailand masih memungkinkan Garuda Muda untuk lolos ke Semifinal AFF U19 dilandasi produktivitas gol. Akan tetapi apabila Anda di posisi Vietnam ataupun Thailand melihat Garuda Muda sebagai ancaman yang dapat mengurangi persentase meraih gelar maka Anda kiranya akan memutar otak untuk menyingkirkan sesegera mungkin. Kenapa hanya skor 1-1 saja, 2-2 atau 3-3 biar terlihat seru?
Lalu mengapa sih harus diributkan prihal Piala AFF ini? Toh Piala AFF sampai detik ini tidak masuk kalender FIFA dan hasil raihan tidak sama sekali mempengaruhi peringkat Indonesia. Piala AFF masih dianggap sebagai laga persahabatan antara negara di Asia Tenggara.
Mungkin saja kegeraman publik tanah air akan tidak lolosnya Garuda Muda di Piala AFF U19 2022 disebabkan oleh haus dahaganya akan prestasi Timnas. Publik ingin Timnas berprestasi dan meraih gelar untuk membawa serta mengharumkan nama Indonesia. Oleh karenanya raihlah prestasi dengan cara yang meyakinkan, raih dengan kerja keras sehingga tidak ada pihak yang meragukan maupun memandang sebelah kualitas Timnas Indonesia.
Akhir kata. Menang adalah sesuatu yang biasa, akan tetapi mampu menerima kekalahan adalah sesuatu yang jarang dimiliki setiap orang. Lepas dari hasil mengecewakan, kita semua harus bangga akan perjuangan para Garuda Muda dan semoga mereka kelak bisa jadi sosok besar dalam dunia sepakbola serta memajukan persepakbolaan tanah air kedepannya.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.