Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

PSSI, Persatuan Sepakbola Seluruh "Indonesia" ataukah FIFA?

18 April 2015   16:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 472 3
Kisruh kembali melanda persepakbolaan nasional, ketika beberapa tahun sebelumnya sempat terjadi kisruh permasalahan dualisme kompetisi antara Indonesia Super League dan Indonesia Premier League. Kini seolah persepakbolaan nasional kembali seperti orang yang sedang penyakitan dan membutuhkan pertolongan untuk segera diobati, tak lain dan tak bukan kisruh antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Seperti kita ketahui bersama ISL yang kini menjelma QNB League atau Qatar National Bank League membuahkan permasalahan baru, di satu sisi hadirnya sponsor baru dipandang baik bahwa Liga Indonesia "ternyata" diminati oleh asing namun tidak dipungkiri tentunya ada sisi komersial yang ditujukan. Alih-alih mendapatkan sponsor baru, satu hari sebelum kick off kompetisi ISL 2015 digelar PSSI tiba-tiba saja mengganti nama kompetisi yang sudah 3 tahun lamanya digunakan menjadi QNB League. Hal ini menjadi perhatian pihak Kemenpora sebagaimana peraturan yang berlaku bahwa pergantian nama liga harus disetujui terlebih dahulu melalui kongres. (info lebih lengkap dapat dilihat DISINI - Detik)

Permasalahan kedua tentunya Badan Olahraga Profesional Indonesia tidak mengizinkan keikutsertaan klub Arema dan Persebaya dalam kompetisi QNB League 2015, seperti yang telah diketahui bahwa BOPI tidak diberikannya rekomendasi kepada Arema dan Persebaya disebabkan kedua klub tersebut belum memenuhi kriteria legalitas. Belum direkomendasikannya kedua klub ini oleh BOPI seolah tidak didengar apakah itu dari kubu PSSI ataukah masing-masing klub sehingga pada saat berlangsungnya kick off QNB League 2015 kedua klub sepakbola tersebut tetap melakukan pertandingkan dimana Arema melawan Persija Jakarta sedangkan Persebaya melawan Mitra Kukar. (info lebih lengkap dapat dilihat DISINI - Kompas)

Singkatnya akibat dari sikap acuh ini melahirkan surat teguran Kemenpora kepada PSSI dikarenakan telah melanggar keputusan Ketua umum BOPI No. SB.012/BOPI/KU/IV/2015 mengenai rekomendasi penyeleggaraan kompetisi Indonesia Super League 2015. Secara tidak langsung, PSSI yang tidak mendorong Arema dan Persebaya untuk menaati peraturan BOPI juga dianggap melakukan pelanggaran. Kemudian menindaklanjuti dilayangkannya teguran Menpora maka sesuai dengan keputusan rapat di Hotel Park Lane antara PT Liga dan 18 klub yang mengikuti kompetisi memutuskan menunda sekitar 24 pertandingan tertanggal 12 - 25 April kompetisi QNB League agar ditunda. Berdasarkan hasil rapat juga prihal kelanjutan kapan jadwal kompetisi QNB League akan dilangsungkan kembali menunggu Kongres Luar Biasa PSSI pada tanggal 18 April 2015. (info lebih lengkap dapat dilihat DISINI - Okezone dan DISINI - Liputan 6)

Singkatnya tepat pada hari ini bersamaan dengan diselengarakannya Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya dimana diagendakan pula untuk memilih Ketua Umum dan Wakil Ketua PSSI periode 2015-2019,  Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengeluarkan surat pembekuan terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Surat bernomor 0137 tahun 2015, dengan diputuskannya pembekuan terhadap PSSI maka kepengurusan PSSI tidak diakui dan kegiatan tim nasional dan liga akan diambil alih oleh KONI dan KOI. (info lebih lengkap dapat dilihat DISINI dan DISINI - CNN Indonesia)

Sebenarnya apa yang terjadi dengan persepakbolaan kita ini? Terlepas dari Kemenpora maupun PSSI  bahwa rakyat Indonesia sangat menginginkan liga sepakbola di Indonesia ini berkembang dan jangan terus-menerus jalan ditempat, namun ironisnya dari kenyataan apa yang terjadi liga sepakbola di Indonesia ini seolah berjalan mundur dimana tak ada habisnya menghadapi masalah, berseteru, dan meributkan kepentingan masing-masingnya. Mau dibawa kemana persepakbolaan nasional kita ini, mau ditaruh dimana muka persepakbolaan nasional ini, dan apa sebagai pemimpin tidak bisakah bersikap arif dan bijaksana dapat duduk satu meja mendiskusikan penyelesaiaan permasalahan yang kiranya "sangat memuakkan!". Apa sudah tidak ada rasa malu dimana prestasi persepakbolaan nasional sama sekali tidak ada kemajuan, bangsa ini hanya dapat berbangga prestasi "lalu" yang sudah lama lewat. Dikala persepakbolaan bangsa lain berbenah, memperbaiki apa yang kurang, dan mulai berkembang sebagaimana dibarengi dengan meningkatnya prestasi sepakbola negara mereka, bagaimana dengan sepakbola Indonesia? "Memprihatinkan dan menyedihkan".

Penulis sampai tidak habis pikir dimana pemikiran para pemimpin kita ini, di satu sisi memang masing-masing memiliki tekad untuk memajukan persepakbolaan nasional akan tetapi dibalik tekad itu semacam mereka seolah tidak dapat seiring berjalan bersama membenahi, memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan prestasi persepakbolaan negeri ini. Masing-masing seolah memiliki wewenang, pemerintah mewakili nama negara sedangkan PSSI mewakili induk persepakbolaan internasional yaitu FIFA. Oleh karena itu menjadi pertanyaan tepatnya PSSI itu Persatuan Sepakbola Seluruh "Indonesia" ataukah FIFA? Cobalah sadar! Cerminan dari kisruh ini sangatlah memalukan bukan saja dunia persepakbolaan nasional melainkan juga ke ranah luar. Cobalah saling berembuk satu dengan lainnya untuk mencari jalan keluar karena semakin lama kisruh ini terjadi maka akan menambah malu nama baik negara dimata dunia. Saran Penulis jikalau tidak menemui jalan keluar alias buntu, lebih baik tidak perlu ada kompetisi sepakbola di Indonesia. Kapan maju sepakbola Indonesia kalau terus dihadapi kisruh layaknya anak kecil yang seolah tidak ingin beranjak dewasa. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun