PSSI selaku induk persepakbolaan nasional yang dipercaya mengurus kompetisi sepakbola di Indonesia entah seperti merasa diatas angin dimana mereka memberikan cerminan bahwa mereka adalah naungan FIFA. Tidak dapat disanggah bahwa memang hal tersebut benar dikarenakan memang tidak ada lagi organisasi yang ditunjuk FIFA selain PSSI. Akan tetapi PSSI ini tentu harus ingat bahwa selain tanggungjawab mengurusi kompetisi dalam negeri bahwa mereka juga bertanggungjawab kepada negara sebagaimana pula didalam sebuah negara ada yang namanya rakyat. Kemajuan persepakbolaan nasional bukan hanya harapan PSSI semata namun upaya dan usaha yang dilakukan PSSI merupakan wujud harapan rakyat Indonesia yang memiliki keinginan melihat sepakbola dalam negeri ini maju dan membanggakan meraih berbagai macam berprestasi.
Lalu bagaimana kenyataan saat ini, gambaran pembekuan Kemenpora terhadap PSSI jelas sekali seolah menyatakan bahwa jelas tidak terciptanya komunikasi yang baik antar kedua belah pihak. Kita pisahkan FIFA terlebih dahulu dalam masalah ini, sebagaimana FIFA jika saja membuat keputusan sekiranya buruk maka sangat jelas dan pasti dampaknya bukan saja Kemenpora dan PSSI saja yang merasakan melainkan setiap insan baik pelaku maupun pecinta sepakbola dalam negeri harus gigit jari dengan apa yang mungkin terjadi tersebut. Apa yang kiranya harus dilakukan? Mohon maaf ini sekedar masukan dari Penulis sebagai orang awam dalam dunia sepakbola kiranya mau tidak mau PSSI harus bersikap gentle menerima keputusan pembekuan dari Kemenpora. Mengapa? Didiskusikan secara internal boleh saja perlu dan berlangsung secara berkelanjutan kedepannya, namun apabila dari pembekuan ini ditindaklanjuti PSSI dengan mengadu ke FIFA maka sama saja dengan bunuh diri sepakbola Indonesia ini.
Kemenpora dianggap "mengintervensi" PSSI, harap kita semua ingat dan sadar diri bahwa PSSI adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Wajar bilamana keadaan persepakbolaan dalam negeri dinilai terdapat masalah dan pemerintah diwakili oleh Kemenpora turun tangan untuk membenahinya. Apakah dengan keikutsertaan pemerintah justru menambah rancu persepakbolaan dalam negeri? Sebelum menanggapi hal tersebut maka ada lebih baiknya kita telaah kembali dan lihat awal mula permasalahan ini apa. Jadi kiranya pihak PSSI dimohon menahan diri, biarlah pihak dari pemerintah yang berkonsultasi dengan pihak FIFA selain untuk saling mengenal, membina kerjasama kedepannya seperti apa, menjalin saling pengertian dari yang bersangkutan dalam kisruh ini, dan tentunya juga mencari solusi terbaik agar persepakbolaan ini bukan hanya terhindar dari sanksi FIFA akan tetapi juga bagaimana kiranya membangun sepakbola yang profesional di Indonesia kedepannya. Apabila Kemenpora menanggapi bahwa pihak PSSI pun perlu ikutserta untuk sama-sama melakukan komunikasi dengan FIFA maka itu jauh lebih baik lagi.
Mohon kiranya untuk saling mengerti peranan dan fungsi masing-masing, rakyat Indonesia kiranya tidak bodoh sebagaimana mereka melihat dan merasakan apabila ada hal yang tidak beres dalam persepakbolaan nasional. Kalau saja persepakbolaan nasional ini dikelola dengan baik dan profesional tentu animo masyarakat terhadap kompetisi sepakbola dalam negeri akan jauh lebih besar dari apa yang dicapai saat ini, seiring bertambahnya animo masyarakat mencintai sepakbola dalam negeri maka tidak usah muluk-muluk layaknya kompetisi liga eropa, paling minim tercipta kompetisi yang profesional dari segi pelaksanaannya, manajemen klubnya, para pemainnya, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini dilakukan untuk kepentingan bersama dan memetik hasil yang dapat dinikmati oleh bersama-sama pula. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.