Tahun 1971 menjadi tonggak bangkitnya usaha kerajinan gerabah di Kasongan Bantul. Seorang seniman besar Kota Jogja, Sapto Hudoyo, membina masyarakat di Kasongan yang notabene bekerja serabutan untuk mengembangkan seni olah gerabah di daerah mereka. Gerabah yang sebelumnya diremehkan keberadaannya menjelma sebuah seni yang tidak membosankan, dinamis, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Lambat laun, keramik Kasongan mulai dikembangkan dalam skala besar pada 1980an oleh Sahid Keramik. SENTRA INDUSTRI KERAMIK Kasongan menarik perhatian para kolektor seni di tanah air. Jika Santap Mania mengunjungi sentra gerabah Kasongan yang terletak di Desa Bangunjiwo, Anda akan disuguhi berbagai produk unggulannya seperti keramik guci, air mancur, loro blonyo, patung Buddha, terra cotta, dan lain lain. Keunikan produk di sini ialah tahap akhir pembuatannya memakai bahan alami yang memakai cat sebagai media sentuhan akhir. Ini yang membuat guci Kasongan relatif lebih awet dan jadi incaran wisatawan dalam dan luar negeri. Selain itu, pilihan warna dan motifnya juga mencerminkan jika kerajinan gerabah di Kasongan bercitarasa tinggi. Perkembangan zaman pun menuntut guci Kasongan bermetamorfosis untuk dilakukan finishing lewat aksen mewah dan moderen. Mozaik berupa potongan keramik kecil kecil menambah kesan elok dari seni kerajinan tangan ini. Sentuhan mewah, glamor, dan kontemporer juga ditampilkan di sini dengan membuat guci klasik. Penampilannya yang menarik membuat harganya melonjak pantas untuk dijadikan hiasan rumah Anda. sumber gambar: nitaangel.wordpress.com
KEMBALI KE ARTIKEL