Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pencapaian ini tidak hanya meningkatkan stabilitas ekonomi, tetapi juga menjadi pondasi kuat bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. "Untuk 2025, prioritas utama adalah menjaga inflasi dalam kisaran 2,5%1% guna memastikan keberlanjutan pertumbuhan yang solid," ujarnya dalam konferensi pers usai High Level Meeting TPIP 2025 di Jakarta, Jumat (31/1).
Keberhasilan ini menempatkan Indonesia di posisi yang lebih kompetitif dibanding banyak negara lain. Dibandingkan beberapa anggota G20 seperti Argentina (118% yoy), Turki (44,28% yoy), dan Rusia (9,5% yoy), inflasi Indonesia jauh lebih terkendali. Bahkan, tingkat inflasi Indonesia lebih rendah daripada Amerika Serikat yang mencapai 2,90% yoy.
Selain inflasi yang rendah, ekonomi Indonesia tetap tumbuh dengan stabil. Pada triwulan III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95% (yoy), lebih tinggi dari banyak negara maju seperti Prancis (1,20%), Inggris (1,00%), dan Italia (0,5%).
Menurut laporan World Economic Outlook (WEO) IMF Oktober 2024, Indonesia kini menempati posisi ke-8 dalam daftar ekonomi terbesar dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (GDP) yang disesuaikan dengan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP). Dengan GDP PPP mencapai USD4,4 triliun, Indonesia melampaui Inggris dan Prancis, menunjukkan daya saing yang semakin kuat di kancah global.
Ke depan, Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan melalui berbagai kebijakan strategis, termasuk penguatan sinergi antara pusat dan daerah, serta pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat melalui komunikasi yang lebih efektif. Langkah ini diharapkan dapat mendorong investasi dan daya beli masyarakat, menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan kompetitif.