Secara global kata Airlangga, kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan berkontribusi hingga 15,7 triliun Dolar AS pada 2030, melalui peningkatan produktivitas dan konsumsi. Tak hanya itu, dalam skala Asia Tenggara sendiri, turut berkontribusi sebesar 1 triliun Dolar AS, dengan kontribusi Indonesia hingga 40 persen atau setara 366 miliar Dolar AS.
"Semikonduktor dan AI memiliki peran penting untuk perkembangan teknologi dan masa depan dunia," kata Airlangga dalam acara Seminar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertema 'Semikonduktor dan AI sebagai Penggerak Revolusi Teknologi Masa Depan', Rabu (15/1/2025).
Guna mencapai hal itu, pemerintah tengah menyusun langkah ekosistem semikonduktor yang komprehensif dengan melibatkan berbagai pemangkau kepentingan terkait. Diantaranya yakni, penciptaan talenta terampil dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan digital, hingga penjajakan kerja sama beasiswa dengan sejumlah perguruan tinggi, seperti Arizona States University dan Purdue University di Amerika Serikat.
"Pemerintah melihat bahwa sektor digital dan AI menjadi kunci, dan kalau kita mau menjadi rantai pasok global, kita harus memulai. Indonesia harus menggunakan SDA kita sebagai manfaat ke depan. Kedua juga harus menggunakan pemanfaatan ekonomi digital dalam negeri, dan harus memperlihatkan kualitas SDM kita terutama untuk back-office," tutur Menko Airlangga.