Memandangi sudut kelabu
Aku dengan hatiku
Gelisah tak menentu
Aku dengan pikiranku
Mengembara entah kemana
Aku tau ini sudah malam
Tapi aku tak yakin dengan kedua mata, hati, dan pikiranku
Yang seolah tak tau waktu
Tapi aku tak ingin jadi benalu
Kau tau, Benalu!!!
Waktu terus berpacu
Angin terus bertiup
Mungkin juga laut sedang bergemuruh di bagian sana
Dan malampun kian memekat
Tapi apa kau tau, waktu terus menipuku
Angin terus menyesatkanku
Ombak laut terus menampar mukaku
Malam sedang bergerilya untuk menyergapku
Menyergap sang benalu yang tak tau malu
Yang kupunya hanya segenggam rindu pada orangtuaku
Ingin kupeluk ayah, ibu, dan adikku
Semua bersatu menjadi satu
Namun itu hanya khayalanku
Yang tiba-tiba bergumul menyatu
Lalu pecah hingga beribu
Aku tak mau pikirkan hal itu lagi
Karena hingga saat ini, aku masih terpaku
Diam tak pernah maju
Ya Allah, apa salahku
Hingga aku tak maju-maju
Terus menjadi benalu kejayaan masa lalu
Aku masih remaja
Aku remaja Indonesia
Haruskah seperti ini kebanyakannya?
Kasur, guling, selimut, dan aku sama diamnya
Kenapa aku masih terjaga?
Karena memikirkan kebodohanku
Yang tak jauh beda dengan perkakas kamarku
Aku ingin maju
Stop menjadi benalu!
Hai waktu, jika kau terus menipuku
Aku akan menghajarmu
Hai angin, jika kau terus menyesatkanku
Aku akan menghalaumu
Hai ombak, jika kau terus menampar mukaku
Aku akan menghempaskanmu ke terumbu
Hai malam, jika kau terus menyergapku
Aku akan musnahkan semua pasukanmu
Kau tau, aku tak ingin jadi benalu
Hai dunia, berpindahlah kau dalam jemariku