Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Eksistensi Metode Sorogan sebagai Pengajaran Kitab Kuning di Pesantren Salaf

24 November 2022   01:07 Diperbarui: 24 November 2022   01:23 179 1

EKSISTENSI METODE SOROGAN SEBAGAI 

PENGAJARAN KITAB KUNING DI PESANTREN SALAF 

 

Saniya

Mahasiswa STAI Al Anwar Sarang 

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah


Pesantren merupakan sebagai salah satu lembaga pelaksana pendidikan di Indonesia dengan mengedepankan nilai- nilai Islam. Sejarah pesantren sebelumnya sudah berdiri sejak masa islamisasi di Indonesia terutama di Tanah Jawa melalui dakwah walisongo. Kiprah walisongo pada zaman tersebut meninggalkan sisa- sisa pengajaran yang dapat diteladani bagi kaum pesantren yang sedang menuntut ilmu di zaman sekarang ini. 

Pesantren didirikan oleh seorang Kyai sekaligus sebagai pengasuh atau pemimpin dalam lembaga tersebut. Seorang Kyai memiliki kharisma dan wibawa tersendiri dalam mensyiarkan dakwah- dakwah Islam baik dalam segi pendidikan ataupun juga bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sebagai sosok atau tokoh agama yang paling berpengaruh di pesantren tentunya dalam pelaksanaan pendidikan memiliki banyak metode serta cara untuk mendidik santri- santrinya.

Salah satu metode pengajaran di pesantren yang paling sering digunakan yakni metode sorogan, metode sorogan yakni suatu metode pengajaran membaca kitab kuning dengan sistem seorang murid (santri) membaca kitab tanpa makna dan seorang guru (ustadz) menyimak ketika santri membaca dengan berdasarkan kaidah- kaidah membaca kitab seperti ilmu nahwu dan shorof. Metode sorogan banyak diminati oleh para santri khususnya pada pesantren yang masih melestarikan tradisi zaman dahulu, sehingga banyak santri yang istilahnya ngalap barokah sang Kyai atau guru yang menjadi pembimbingnya. 

Melalui metode sorogan santri bisa mengekplore kemmapuannya dalam membaca, memaknai serta memahami kiab kuning. Metode ini biasanya dilakukan di luar jam pembelajaran pondok aktif, maksudnya ketika waktu luang antara guru (ustadz) dan murid (santri) yang sudah bernegoisasi sebelumnya. Dengan adanya metode ini para santri akan lebih mudah dalam belajar membaca dan memaknai kitab kuning. Sebenarnya metode sorogan merupakan metode pembelajaran pesantren yang sudah diterapkan sejak dahulu dengan kekhasannya.

Pada zaman sekarang ini metode sorogan sudah merambah di seluruh pesantren hampir di seluruh Pulau Jawa bahkan Indonesia. Tidak hanya pesantren salaf saja yang menerapkan metode sorogan, namun sekarang ini banyak pesantren modern yang mengkaji kitab kuning dengan mengimplementasikan nilai- nilai  keilmuan modern. 

Meskipun sekarang ini sulit dijumpai pesantren yang benar- benar murni salaf, metode sorogan tidak akan pernah tergerus zaman dan semakin eksis di kalangan pesantren seluruh Indonesia. 

Metode sorogan dianggap sangat membantu para santri dalam mempelajari kitab kuning memang sudah terujikan dan terbukti, misalkan zaman sekarang ini banyak madrasah- madrasah ataupun sekolah yang mengadakan lomba- lomba mulai dari tingkat antar pesantren, antar daerah sampai tingkat nasional, yang mana salah satu dari cabang lomba tersebut yakni lomba baca kitab. 

Dengan demikian, eksistensi santri semakin terkuak dan terlihat melalui suatu lomba yang diwakilinya dari suatu daerah. Kitab kuning yang merupakan tidak semua orang bisa membacanya, sehingga perlu diberi apresiasi terhadap santri yang bersemangat dalam menuntut ilmu di pesantren.

Di era globalisasi seperti sekarang kemauan untuk mondok di pesantren mungkin sulit untuk tergapai, mungkin pengaruh dari dunia luar yang selalu eksis setiap saatnya sehingga membuat seseorang yang ingin mondok tergoda imannya. 

Para orang tua  berlomba- lomba untuk dapat memondokkan anaknya ke pesantren merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa, yang mana dalam pesantren nanti akan dibimbing, diajari, dan dituntun mulai  dari sesuatu yang belum tahu sampai benar- benar memahaminya. Banyak para alumni pesantren yang setelah mondoknya mengabdi dan ikut khidmah di pesantren tempat mondoknya sendiri dengan alasan mencari ridho Kyai dan barokah Kyai.

Disamping metode sorogan yang sangat membantu santri dalam memahami kitab kuning, terdapat satu kekurangan yakni bagi santri yang mungkin belum paham sama sekali akan kitab kuning dan makna pegon akan mengalami hambatan pemahaman. Sehingga nanti sistemnya ustadz  tidak lagi hanya penyimak saja namun harus bisa membimbing dari nol. Namun, di balik kekurangan tersebut metode sorogan tetap sangat membantu para santri dalam meningkatkan pemahaman kitab kuning mulai dari ilmu nahwu sampai shorofnya.


PESANTREN SALAF | METODE SOROGAN

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun