Seiring berbaurnya media massa saat ini dengan partai politik, semoga kejayaan Trans Corp tidak terbuai dengan kekuasaan-kekuasaan yang hanya omongan belaka tapi tidak ada buktinya sampai saat ini. Si anak singkong ini mengaku tidak akan tergiur untuk bergabung ke dunia politik, menurutnya dunia politik itu kotor, lebih dekat ke neraka daripada ke surga. Dari judul yang saya ambil diatas, apakah sah konglomerasi media saat ini? Ya inilah mungkin jawabannya, banyak orang-orang kaya berbondong-bondong membeli media, atau perusahaan lainnya. Contohnya saja si anak singkong ini, Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti : keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang kini bernama Bank Mega yang kini telah naik peringkatnya dari bank urutan bawah ke bank kelas atas. Selain memiliki perusahaan sekuritas, ia juga merambah ke bisnis asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Di sektor sekuritas, lelaki kelahiran Jakarta ini mempunyai perusahaan real estate dan pada tahun 1999 telah mendirikan Bandung Supermall. Di bisnis multimedia, Chairul mendirikan Trans TV, di samping menangani stasion radio dan media on line atau satelit. Ia juga bersiap untuk masuk ke media cetak. Bahkan kini beliau sudah mengakuisisi sebagaian saham dari PT. Carrefour Indonesia