Warung mie ayam di pinggir Jl. Patimura, Wiradesa, Pekalongan itu relatif kecil, berukuran sekitar 4 x 4 meter. Sore itu empat meja lesehan kecil di dalamnya tanpa pembeli. Di pojok ruangan, Mas Harso, demikian pedagang mie ayam itu biasa dipanggil, terlihat sedang duduk menekuri ponselnya, mengetikkan sesuatu ke dalam layar kecilnya. Mungkin, hampir semua orang tidak akan menduga sama sekali bahwa sambil menunggu pelanggannya, dia sebenarnya sedang menulis novel terbarunya.
KEMBALI KE ARTIKEL