Teori sosiologi sastra berkembang dari pemahaman bahwa karya sastra tidak hanya mencerminkan realitas sosial, tetapi juga ikut membentuknya. Ini melibatkan penelitian tentang hubungan antara sastra dengan masyarakat dan fenomena sosial secara lebih luas. Tokoh-tokoh seperti Georg Lukcs, Antonio Gramsci, Pierre Bourdieu, dan Mikhail Bakhtin berperan penting dalam mengembangkan teori ini. Lukcs, misalnya, menekankan peran sastra dalam merefleksikan kondisi sosial dan historis, sementara Gramsci menyoroti peran budaya dalam perjuangan politik dan hegemoni. Bourdieu membawa konsep modal budaya dan lapangan ke dalam analisisnya tentang sastra dan masyarakat, sementara Bakhtin menekankan dialogisme dan polifoni dalam interpretasi sastra sebagai refleksi dari kompleksitas sosial. Keseluruhan, latar belakang teori sosiologi sastra mencakup pemahaman akan interaksi dinamis antara sastra, masyarakat, dan budaya.
KEMBALI KE ARTIKEL