Di atas ideologi kita yang berbeda, kita masih saudara sebangsa. Lebih tinggi lagi, kita sama-sama manusia. Kita menghirup udara yang sama, tapi kita sepakat untuk berbeda. Kita berpijak di atas tanah yang sama, tapi kita menyukai hal yang berbeda. Ini biasa. Bukan aku atau kalian, yang berhak mengadili kebenaran ideologi masing-masing, melainkan sejarah. Inilah sebabnya, para guru bangsa berulang kali mengingatkan kita untuk belajar dari sejarah, mempelajari sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, agar kita bisa mengaca diri. Agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.