Sekolah sebagai bangunan fisik sudah ditinggalkan oleh siswa hampir satu tahun. Gedung-gedung megah, bahkan ada yang bertingkat tiga dan empat. Jika dulu sebelum kegiatan belajar dipindahkan ke rumah, gedung-gedung sekolah tampak mengkilat, bersih dan selalu ramai. Bersih karena setiap hari ada siswa yang bergantian untuk piket kelas. Dua kali dalam setahun akan diadakan lomba kebersihan dan keindahan kelas.
Saat ini, setiap sekolah hanya memiliki petugas kebersihan satu atau dua orang. Maksimal petugas kebersihan sekolah sebanyak empat orang, jika diasumsikan setiap tingkat gedung memiliki satu petugas kebersihan. Beberapa waktu lalu, bahkan beredar di sosial media sebuah sekolah dihuni seekor ular di bagian meja siswa. Beberapa bagian gedung sekolah diabaikan dan dibiarkan begitu saja.
Bagian-bagian sekolah yang tidak tersentuh sama sekali selama belajar di rumah adalah bagian ruang kelas. Dibersihkan sekedarnya dan sebagian yang lain tidak dihiraukan. Meja-meja belajar masih di tempat yang sama saat terakhir ditinggalkan oleh siswa. Bertumpuk atau ditumpuk di satu sisi ruangan.
Bagian lain yang tidak pernah dikunjungi lagi seperti ruang komputer. Di saat siswa belajar di sekolah memang sudah jarang di kunjungi, hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Perpustakaan apalagi, debu-debu sudah menutupi rak-rak dan buku-buku di sana. Bagian yang masih digunakan karena saat ini guru tetap bekerja di sekolah adalah ruang guru.
Awal tahun 2021 direncanakan sudah tatap muka sejak akhir tahun 2020, tetapi kenyataannya sampai saat ini belum ada pihak yang berwenang memutuskan untuk dilaksanakan. SK bersama empat menteri belum cukup menjadi acuan untuk dilaksanakan. Pemerintah daerah dan dinas pendidikan belum berani memerintahkan untuk pelaksanaan tatap muka.
Kasus terinfeksi virus yang tercatat oleh satgas penanganan covid-19 masih mencatat peningkatan kasus setiap hari. Terhitung hari ini, terkonfirmasi sudah mencapai satu juta lebih jiwa terinfeksi. Hal ini memunculkan kekhawatiran petugas kesehatan jika sekolah dipaksakan tatap muka. Sekolah tatap muka bisa menjadi cluster baru dan empuk penyebaran virus.
Kerusakan gedung sering terjadi dengan penyebab yang bermacam-macam, seperti tertuang pada Permen PU No.24 Tahun 2008 adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia, atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran. gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu: